TURUN RANJANG (Ibu Pengganti)
ra daripada berdialog dengan orang-orang yang ada di sana, karena Tasya
tetangga sudah pulang ke rumah masing-masing. Sebenarnya
k mau bicara sama kamu," u
a, Mbak?" b
bak tahu, Tasya itu kan bukan tipe istri idaman kamu. Bukannya mau men-judge Tasya atau bagaimana, tapi kita semua ta
arnya mertuaku pernah menyarankan agar Ayra dibesarkan oleh keluarga mereka saja, tapi aku tidak siap jika harus tinggal berjauhan dengan Ayra, Mbak. Dan setelah aku pikir-pikirkan, setelah diskusi juga dengan bapak dan ibu mertuaku, aku pun memutuskan untuk menikahi Tasya. Lagipula, di umur yang masih mud
i Mama harap kamu bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu putuskan. Jangan hanya menganggap Tasya sebagai ibu pengganti dari Ayra, tapi perlakukan
ai ibu pengganti untuk Ayra, karena itu pasti akan menyiksa batinnya. Satu lagi, jangan kamu banding-bandingkan Tasya dengan Indri. Meskipun
u mau minta maaf ya, Ma, Mbak, sekiranya ada sikap atau perkataan Tasya yang kurang baik. Seperti yang Mba
kami semua akan mem
aku panggilkan Tasya dulu." Zidan pun bangkit berdiri dan menemui Tasya
a menyahut m
sekarang, yuk
usias. "Ayo pamit dulu ke Papa, Mama, dan Mbak Ziva." Zidan menggendong Ayra kemudian meng
menyalami ayah mertuanya. "
iasakan panggil Papa ya!" balas Pak
is. Kemudian ia beralih menyalam
u misalnya butuh apa-apa, jangan sungkan u
k," bala
lang. Supaya nggak masak-masak lagi pas tiba di rumah.
h, Maa," ucap Tasya
ggalkan kediaman tersebu
mau diajak ke acara-acara kayak tadi lagi ya. Malas banget aku ditanyain
kita tentu harus datang juga," balas Zidan. "Mungkin kamu ngerasa nggak nyaman karena
! Nggak usah sering-seri
ering-sering kok. Palin
itu termasuk ser
gan Tasya tidak akan ada habisnya. "Oh ya, jadi
g bagus dan yan
kamu bisa pi
dengan yang ia inginkan. Sebenarnya, Zidan bisa saja memasang AC di kamar Tasya, tapi ia
an dulu nggak?"
n aku yang ngelihat aku jalan sama Mas Zidan. Bisa-bisa
a menyebutnya sebagai Om-Om. Padahal usia Zidan masih tiga puluh tahun. Sepertinya Zi
tih Ayra minum susu pakai botol susu. "Ayo, Ayra! Bisa yok! Jangan ngerepotin Aunty mulu!" uj
malam nggak ada drama daster dibolongin lagi!" ujar Tasya pada Zid
dan. "Ayra, ayo makan dulu, Sayang!" Zidan menyod
anya. Ia justru menarik tanga
maunya disuapin sama
dah jagain Ayra lho, Mas. Masa nyua
ang Ayra-nya cuman ma
. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, a