TURUN RANJANG (Ibu Pengganti)
ong, Pak! Tidak lucu bercanda seperti itu!" ucap Tasya
tapi ini semua demi Ayra. Kamu lihat sendiri kan bagaimana Ayra yang kehilangan ibunya.
. Lagian kalaupun suatu saat nanti aku menikah, pasti bukan dengan Mas Zidan. Ah, yang benar saja aku harus menikah dengan suam
keluarga Zidan dan ustad yang sudah hadir. "Sebentar ya, Pak, Buk, saya akan bicara dengan Tasya t
as
ya? Aku tidak mau, Bu! Pokoknya aku tidak akan mau!" teriak Tasya, ia
u, dengarkan dulu penjelasan Ib
!" rengek Tasya, bahkan g
ua ini tidak adil buat kamu. Tapi percayalah, semua ini juga ada baiknya buat kamu, Tasya. Zidan itu laki-laki yang baik, dia sangat menghargai perempuan,
k mau!" Tasya masih mem
nya selain kamu, Tasya. Semasa hidupnya, Indri begitu menyayangi kamu, bahkan dia selalu mengalah dan rela melakukan apapun demi kamu, Sayang. Sampai akhir hidupnya, dia tida
. Aku tidak mau! Tolong pa
lanya itu. Tasya ingat bagaimana Indri yang selalu berusaha menolong Tasya mengerjakan tugas sekolah, membela Tasya di hadapan orang tuanya, dan selalu berusaha memberikan apa yang Tasya inginkan. Kematian Indri memang sangat mendadak yaitu karena kecelakaan, sehingga ia tidak sempat m
h butuh waktu. Pak, Bu, maaf ya!" ujar
ga dipaksakan. Kami paham situasi ini tidak mudah bagi kita semua, juga bag
pun ke luar dari kamarnya. "Aku mau!" ucapnya yang kontan membuat semua
u. "Apa maksud kamu? Apa kamu sudah ber
da dalam gendongan Zidan. Saat ditatap oleh Tasya, Ayra langsung merentangkan tangannya min
dan Ayra ... aku mau,
lahirabbil'
uti dengan kalimat syukur d
*
eperangkat alat sholat dan uang senilai tiga ratus ribu rupiah dibay
ah.
tangannya. Semuanya terasa seperti mimpi bagi Tasya. Dunianya telah berubah seketika. Beberapa jam yang lalu dia hanyalah seorang mahasiswi semester
ya pada pernikahan kalian, semoga kalian bisa mencapai pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Nak Tasya, silakan dikecup pung
a itu. Zidan memberikan tangannya pada Tasya. Cukup lama
ri. Tentu saja ia membawa Tasya bersama mereka. Tasya semobil dengan Zidan dan Ayra sem
perjalanan hanya mereka habiskan dengan saling menutup mulut sendiri.
r. Tidak lama kemudian, mereka pun tiba di kediaman Zidan. Zidan turun dari mobil terlebih dahulu kemudian membukak
kecilnya saat Zidan membukakan pintu untukn
i," jawab Zidan sambil membuk
kamar AKU, bukan kama
ya. "Di rumah ini hanya ada dua kamar, Tasya. Kamar utama ini adalah yang biasa saya
pun menyeret kopernya menuju sebuah kamar
i, S
ak
pintu kamar tersebut tanpa