TURUN RANJANG (Ibu Pengganti)
nya Ayra nyaman sekali tidur sama Aunty-nya. Kalau malam ini Ayr
aru ditinggal istrinya empat puluh hari yang lalu. Laki-laki berusia tiga puluh tahun itu tampak masih begitu terpukul. Bagaimana tidak, usia pernikahannya dengan
akek dan neneknya. Cuman Ayra punya kebiasaan kebangun tengah malam, Bu. Kalau udah kebangun, biasanya
a menginap di sini bagaimana?" u
idan, kan Nak Zidan masih bisa mak
ga memiliki seorang ipar yang masih gadis. Tapi Zidan juga tidak mungkin meninggalkan Ayra di sana. Ia paham betul bagaimana kebiasaan putri kecilnya
ng ke rumah sang ibu mertuanya. Bedanya, malam itu hanya ada Zidan seorang diri di dalam
a almarhumah istrinya. Selain itu, ia juga mulai terpikirkan tentang masa depan bersama putrinya,
! Pappi
an bayi. "Ayra..!" Ia pun bergegas ke luar dari k
Tok
ya, Sya!" seru Zidan sambil meng
dur suka sambil dengerin musik pakai headset," ucap Lastri yang juga baru
ak apa-apa pintun
-apa! Kasihan
n pun mendobr
ia baru saja melihat sebuah pemandangan yang tidak pantas ia lihat. Tasya hanya tidur menggunakan celana p
a Zidan bergegas melarikan Ayra ke luar kamar. Lastri juga mencopot heads
nggu Tasya tidur aja deh!" rengek
nakan kamu nangis sampai jatuh ke bawah gitu kamu ng
sadarlah," sungut Tasya. "Udah, Ibu
tnya! Kalau ada kebakaran s
nghela napas saat menghadapi kelakuan anak gadisnya itu. Lastri jadi teringat pada almarhumah Indri, putri sulungnya. Meskipun wajah
utrinya itu. "Ini dikasih susu dulu, Nak Zidan!"
enenangkan bayi satu tahun itu, tapi sudah satu jam berlalu, Ayra belum berhenti menangis juga. Hingga akhirnya Tasya
gantuk lho! Aunty besok masih ada ujian. Tolonglah komprominya!" ujar Tasya
oleh tantenya itu. Mungkin karena wajah Tasya yang mirip dengan
ya, Ayra langsung berhenti menangis. "Hmmh, dari tadi ke
wa kemana?" tanya Zidan saat
marlah, Mas. Nggak m
a tentu tidak ingin membiarkan Ayra tidur sama Tasy
seketika itu juga Ayra menangis lagi. "Tuh, kan,
jadi sal
biar Ayra tidur sama aku aja." Tasya mengambil alih Ayra la
i, S
tidur saja. Ibu akan tidur di kamar Tasya
u berpisah dengan Tasya? Lantas bagaimana nanti cara Zidan membesarkan putrinya itu. Zidan merasa dilema. Ia sebenarnya bisa saja membiarkan Ayra ting
Ardi tampak menggamit lengan istriny
takut juga tidur send
Bu. Tapi anu ..
e a
begitu lho, Bu. Supaya Nak Zidan tetap jadi menantu kita, dan supaya A
ukup umur untuk menikah. Lagipula, Zidan kan laki-laki yang baik, dewasa dan penyayang. Zidan pasti bi