Terjerat Cinta Pak Dosen
*
arna di setiap tingkatan dapat menjadi tolak ukur kepandaian Vern, bahkan hasil permainannya kali ini dapa
ru berpotensi mencelakai sang empu, ia tahu persis terkait hal tersebut. Akan tetapi, sejau
ng refleks menghentikan aktivitas
, D
u tanya s
Dari sisi mana pun, balita dengan pipi gembul itu terlihat menggemaskan, apalagi ketika men
but puncak kepalanya, seperti berusaha mentransfer rasa nyaman sebelum memulai perbincangan yang
hem, yang kamu pa
my V
yang disapa Vern sebagai 'mommy', sementara dirinya saja membutuhkan sekian waktu untuk akhirnya mendap
kamu sebelum pernah kete
kali, sementara bibirny
pa kamu bisa pan
y Vancy miri
gka. Penyejuk ruangan yang berada di suhu rendah, nyatanya tidak memberi kesejukan di tubuh Varesh. Ia
ip Mama Kalila,
mpau dewasa ketimbang umur, memang sering membuat Varesh khawatir. Kemudian ..., terbukti. Beberapa tahun
am. Sekarang, w
p, D
akan apa pun, hanya menelaah dari sudut matanya dan melihat pria paruh baya itu tengah me
el now?" tanya
ha
nggak menikahi
gorokan diabaikan, melainkan menatap horor ke arah ayahnya itu. Anggapan awal bahwa Ivan tengah be
ahu dia ... ga
st
jar Varesh, lantas mengedarkan pand
at untuk kamu dan gadis bernama Vanc
a yang dima
emberikan izin Varesh menyanggah satu kata pun, Ivan kembali m
ap
rn. Papa sudah tua, mungkin ..., ah, sudah seharusnya kamu m
juinya. Varesh tidak pernah siap ditinggal ayahnya, begitu pun menyangkal membutuhkan pasangan. Bagi laki
etik ini, secara hukum kamu bukan ayah angkat Vern. Kalau kamu betul-betul mau menjadikan
ri, meresapi pening selagi Ivan mengungkit kembali permasalahan terkait Vern. Varesh merap
nggu Vern umur delapan belas tahun dan kamu tambah enggak puny
ukan b
u aja? Bukankah kalau kamu melakukannya, hak asuh Varesh akan di kamu sej
tapi enggak untuk Vern," balas Varesh apa adanya, sedikit pun tak ragu. "Varesh sudah berjanji deng
abannya sudah
aksud
dudukinya. Pria itu masih saja tampak berwibawa di usianya yang tidak lagi muda, bahkan k
inan kamu dan Vern selama ini?" Menganggap ucapannya sendiri tak cukup meyakinkan, Ivan lanjut
ikan putus asa. "Ini untuk pertama kalinya Papa serius membahas calon istri untuk aku. Tib
u mengabaikan pert
bingun
ggil Ivan pen
a,
pun petunjuk supaya ka
*
gatnya terpaan angin yang membelai kulit. Sekeliling yang tak ramai menghadirkan kenyamanan tersen
merta terbelalak tatkala melihat keberadaan Varesh yang masih menggunakan jas formal hitamnya beberap
h. Ia mencabau lehernya disertai dehaman singkat. "Pa
habis nem
ang yang lagi sakit atau baru sembuh it
belumnya, saya mau memastikan. Saya dengar dari Papa, ayah kamu
a,
barusan kamu bilang kalau orang sa
napas yang dalam dilakukan Vancy, lalu konstan mengedarkan pandangannya ke penjuru taman yang tampak sepi.
an lama. Ia sempat tersenyum sendu sebelum berkata lambat, "Menjaga orang sakit i
cy .
a,
enekan kuat gigi geraham atas dan bawahnya, menciptakan gemeretak yang terdengar di telinga
ikah deng
*