Cintaku Bukan Rayuan Pohon Kelapa
bidang David, tapi karena ada beberapa memar di dada itu a
mnya Saya akan melakukan Rontgen dulu. Biar Saya tahu apa ada yang tidak beres atau baik saja di dada Mas David ini. Kalo ada, Saya kasih pengobatan untu
n, "Emm dok, apa tidak d
Rontgen ma
matanya, "Saya feeling ada luka atau memar. Soalnya tadi Dia
paham, "Kalo begitu, Ma
L
ni, "Harus lepas jeans, dok?" tanyany
at bagian mana yang luka atau memar
G-TU
a. 'Apes banget ini,' rutuknya, 'Masa gue liat Dia cuman pakai kolo
s David dilihat hanya pake kolor oleh Kami? Tenang Mbak, Kami tida
G-TU
umelnya gemas, 'Gue tidak melarang Kalian melihat David cuma pake kol
terlalu jauh menduga-duga yang dipikirkan Viora. Di
gil Mas Akri, "Rasa Saya bukan
agnosa
ya membetulkan pertanyaan Akri, "Kalo diagnosa itu kata medis setelah
' ujarnya, 'Karena setelah sekian lama tidak ada perempuan seperti
h dokter Arif juga tersenyum gel
nyum geli juga, "Jadi apa yang dokter r
s Akri, Saya menerawang kalo Mbak ini bisa ter
gnya dokter Arif dengan sorot mata bert
enyum geli lagi sebab Viora seolah kaget
an bibirnya, 'Sal
nti kalo Masnya udah sehat, bisa kok Mbak m
, 'Parah banget ini do
kemana-mana. "Mas Akri," ditegurnya Akri, "Bisa Saya pinjam selimut yang
n tawanya yang akan meledak karena mendengar perkataan
ya ambilkan ya
lagi
tnya du
uaranya, "Saya pinjam bantal u
imutnya dua. Satu untuk Mas
dibadannya ini, "Buruan Mas Akri, ambilin pesanan Saya." Dia menjadi ke
melihat Viora merengek. Lalu perg
auan dokter Arif, "M
dok?" tanya
k terpancin
d dokt
enggoda Mbak, tapi Dia ti
EB
iapa-siapanya Dia. Coba kalo Gue ini kekasih atau istrinya, Kalian mengec
lian menggoda istri saya agar Dia tidak terus men
tersenyum me
ng dengan membawa du
"Kok bawa bantalnya dua?" ditunj
ya bua
t Sa
ain suaminya. Nah dinesnya bisa
cukup wat Dia." Viora menunju
dur kecil itu tempat romantis b
G-TU
erpekik gemas, "Liat tuh Mas Akri ngomongnya
inta maaf ke David, "Istri Mas ini cantik, dan kepribadiannya me
masalah
+
tidak mengeluarkan sepeser pun uang untuk semua ini. Semuanya David yang bayar. Memang di dalam dompet David ada gepokan uang? T
kedua kartu itu. Dan memang Viora hanya memakai untuk kepentingan D
duk di kursi yang ada di sisi Brankar. Dipandangin David
Dimana Aku terpaksa mengabaikan orangtuaku dan Bunda yang menantikan kabar dariku.
sa menolong David sampai jauh seperti ini. Pelan D
ngun?" ditanyanya David yang melihatnya, "Kamu perlu
bisik hatinya, 'Aku mendambakan istri yang mengurusku seperti yang Kamu lakukan
kit tangannya di depan kedua ma
enghadap Viora, biar lebih enak bicara sama Viora, "Ka
rumah Bu
ah I
abat karib Papaku. Dia itu
di Artis sep
kepala, "Aku ingin bisa men
a Bunda
Sutradara, Penulis Skenario, dan bisnisman. Nah Aku
ka menul
tulisanku lebih ke Film, da
amu menga
apa yang kutonton dengan imajinasiku sendiri. Setelah itu Aku mainkan
i Kamu habis bel
ah lama m
p mendengar ini, "Maaf s
k men
elajar sama
Uda Katon bisa menulis Skenario, m
apa belajarnya s
umah Bunda saja s
epuluh
iluar jam itu, Dia sibuk di Production House mili
r, Kamu pulang sendiri? Tid
ng. Tapi Aku menolaknya. Aku tahu Uda Katon udah letih
nurani ke Kamu yang adalah
menjadi guruku, maka Aku tidak boleh meminta le
Perempuan berhati bening seperti
ora bicara lagi, "Lagian Aku dari mulai
ut pulang sendi
rahkan ke Tuhan. Berli
uamu berpik
ku keukeuh untuk mandiri, Mereka
ya kakak
k. Dua orang. Lak
k disuruh orangtuamu untuk
u, dan kakak perempuanku. Dia tinggal bersama Tant
ia tingga
anak. Lalu juga kakakku kan cucu pertama d
ubunginnya untuk
ku tidak mau me
beratan dis
keluar sebentar ya. Mau merokok, dan cari kemilan." Dia bergegas berdiri, dan me
amu.' David lalu baring telentang, pikirannya dipenuhin oleh Viora. 'Tuhan, kulihat Dia pe
engar suara Rang
lalu perlahan tegakan setengah badannya. Dia m
mpe kemari, Ga?" D
ur." Mitha yang memberi jawaban. "Habis Marno nge
a kemari? Apa moto
Sudah di Bengkel untuk diperbaikin
menyerobot pembicaraan, "Mana B
at merokok dan
r suara Satpam dari
k?" tanya Da
u memberikan sepucuk Amplop
ini,
dari istr
lam amplop, lalu mengecek isi tas. Kemudian Dia menghela napas, 'Kenapa
E CONT