icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TAKDIR PILIHAN

Bab 5 Mencari Bukti Keburukkan

Jumlah Kata:1020    |    Dirilis Pada: 20/12/2022

k ipar a ..

m tubuh mas rahendra tanpa ampun. Untuk

n sangat menyayangiku, bahkan lebih dari nyawanya sendir

kulan, suamiku am

hawatir seraya ber

u lakukan, lelaki s

ohon, cuku

anggil kak

da kak Devan. Memang terdengar kasar, tetapi aku tak punya cara lain. Aku takut kakak

kakakku tersentak. Tanpa bic

rgi, aku menangi

anggilku. Sekejap aku tersadar dari tangisku. Saat melihat

menolongnya d

lukanya. Mas Rahendra ma

kamu katakan ta

t campur masalah r

ngat so

an dia san

kau harus berha

entang kakakku. Aku bahkan menyesal karena berbicara sekasar itu pada kak Dev

an cuman a

...." Ucapan kasar mas Rahendra masih tak berhenti juga, dia

potongku de

apa kau senang melihatk

u, dan kakak bahkan menghargaiku lebih dari nyawanya sendiri, lalu kamu?" Ucapanku terhenti. Dan aku

pergi," ucapnya berusah

Rintihnnya. Karena tangannya terluka, barulah aku bisa d

!" Panggilnya

pun kukunci dengan cepat. Aku tak paham mengapa aku mencintai orang seperti mas Rahend

percaya kepadaku. Apa yang harus kulakukan. Dia bahkan Kasar kepadaku.

n marah kepa

dra masih memanggilku ta

ng memar. Mas rahendra tak pernah kasar kepadaku sekali

ya tak seperti mas Rahendra yang aku kenal dulu. Perubahanya sangat besar. Aku mungkin bisa memahaminya,

. Tak ada lagi yang bisa kulakukan sekarang. Meski a

ar, mas Rahendra yang kesal

ak

kan itu, tak terdengar lagi suaranya yang memanggil na

engapa kau tak percaya kepadaku, kak devan maafkan aku, ibu ... Ayah ... Maafkan Naina.

hari

Di mana sang mentari membawa cahaya untuk semua makhluk hidup di dunia. Hari ini

sang mentari pagi. Hangatnya sinar matahari menyentuh kulitku.

dan menenangkan hati juga jiwaku.

i sebagian orang lagi pagi hari adalah awal dari pertarungan. Bertarung unt

tuk diriku. Kuharap pagi i

ie

a. "Sepertinya mas Rahendra tidak ada di rumah," ucapku seraya berjalan ke arah garasi mobil. H

na, aku malah melihat mobil suamiku. "Bukankah

ama Wina. "Apa? Wina? Apa yang

ng suamiku lakukan. Aku memutuska

h restoran besar, apa yang mer

gan tangan. Dua orang itu bagai sepasang kekas

kanku seperti itu. Melihatnya tubuhku gemetar, kutahan diriku agar

gambil tempat yang tak dekat, namun juga tak jauh dari mereka. Tempat duduk yang memungkinkanku unt

ma dengan Wina. Mataku kembali berkaca, lautan kesedihan di dalam hatiku tak dapa

kau lakukan di

, orang itu adalah lelaki tampan yang aku temui di pa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka