PIERRE: Cinta Terlarang
masi yang kudapat, mereka menyewakan kudanya untuk para pengunjung. Bernard berlari ke arah mereka sembari berteriak riang, tidak dira
u sudah membangun istana pasir dengan tangan kosongku. Ini yang aku lakukan bersama Algha ketika kecil. Ia mengajariku bagaimana memainkan pasir basah agar me
tku semakin perih untuk menyangkalnya. Sembari menghembuskan napas, aku menekuri istana pasir buatanku. Pandanganku beralih ketika
da sendiri," gerutu Sharon yang juga didukung oleh yang lainnya. Be
tiga jam dan kita bisa menunggangin
meski kecil suara lelaki beruban itu tetap terdengar. Sharon melambaikan tangan kepadaku agar aku mendekat. Aku menggeleng. Aku tidak tertarik
lelaki penyewa kuda yang sudah selesai me
, Alisha?"
njawab singkat
ah, Paman penjaga kuda sangat telaten," I
a naik kuda,"
tidak putus asa menunjukkan b
selesai pun melangkah ke arah
aku jatuh,"
danya nyaris membawamu l
upnya, Bernard memamerkan sepupu jauhnya yang merupakan anak peternak kuda dan Ia bisa berkunjung kapan saja untuk berku
-masing untuk menikmati menunggang kuda. Evyta memeriksa hasil jepretannya, ten
ntikkan jari meski June belum juga sele
naik sekali lagi, aku akan merekamm
an membantumu, buktinya kami berenam baik-
kan uangnya untuk menyewa kuda, aku mendekat ke lelaki beruban itu yang selalu
takan apapun. Pandangannya seolah meyakinkanku dan
sih, Paman
tangannya agar aku bisa berpegangan sa
a," ujarnya lagi masih denga
tanganku, sementara Ia masih menuntun kudanya dari samping. Kuda berjalan de
na?" tanya lelaki itu, mungkin Ia mulai bosa
bku. Jika kecepatan langkah kudanya ditambah, itu
seperti kami. Kuda yang membawaku sedikit mempercepat langkahnya, ternyata diam-diam Paman penjaga kuda melepaskannya
isha," kudenga
elok, ternyata aku bisa mengendalikannya. Aku mendekat ke Paman penjaga ku
dah cukup, Pa
gin menyisir pantai lebi
aku tidak terlalu berharap lebih dengan kuda itu. Aku menggeleng kepadanya s
nteng beberapa perlengkapan kemah yang tidak bisa dimasukkan ke dalam tas. June mengembalikan kameranya pada Evyta. Sekarang agenda
r cukup nyaman karena terawat dengan baik, tak ada lumut maupun lumpur yang mengotorinya. Sengatan matahari terhalau oleh rindan
a jauh kita
pi mungkin kita perlu istirahat dulu
yet, kami berhenti. Aku sendiri juga merasakan lelah karena tidak terbiasa dengan aktivitas bera
cak bukit, kita bisa melihat air laut
ng mendapat kesempatan untuk berpapasan dengan b
iapapun di sekitarku yang
suara lengkingan yang juga indah. Aku terkesima pada rupa dan suaranya, sedikit jengkel pada teman
at bagus menurutku," ujar Evyta. Anak itu mungkin terobsesi pada kam
ri kemarin kita belum punya foto bersama. Evyta mengamb
jak dari posisinya yang menyandar pa
n karena tenaga kami sudah terkuras, akhirnya E
siapa yang ada
*