"Apa kalian memamerkan cinta di depan umum dengan sengaja?" tanya Laskar dengan suara dingin yang menusuk tulang.

Kemarahannya berkobar begitu cepat, sehingga dia bahkan tidak paham alasan kemarahannya.

Meskipun keduanya baru beberapa hari mengenal satu sama lain, Rossa dapat mengenali suara Laskar dalam sekejap. Tubuhnya membeku. Dia berbalik dengan perlahan dan bertemu dengan tatapan tajam dari pria itu.

Dengan ekspresi penuh kemarahan, Laskar berdiri di sana dan memelototinya. "Apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan terakhir kali?"

Tanpa sadar, Rossa menarik diri dari pelukan Luis. Dia diliputi oleh kekhawatiran akan kondisi Jelita sehingga tidak menyadarinya.

"Aku ...."

Rossa hendak menjelaskan, tetapi Luis melangkah di antara dirinya dan Laskar. "Pernikahan kalian hanya akan bertahan sebulan, Tuan Wahid. Kalian berdua hanya ingin mendapatkan apa yang kalian inginkan dari kesepakatan itu. Apa kamu punya hak untuk ikut campur dalam urusan pribadinya?"