AYAH, AKU RINDU
menyerah. Akan tetapi, aku tetap pada pendiria
saja! Aku sudah
tar,"
Tidak heran bila badannya lebih besar dariku. Untuk menghilangkan keresekan adik yang tidak ada a
sama lain. Aku sebagai Kakak, harus benar-benar menjaga seorang
mau beli roti dan minum
in, ya! Cacing di perutku sudah p
Aku pun berlalu sejenak unt
dang membeli roti di sebuah supermarket, akhirnya berdiri tenang menunggu uang kembalian. Akan tetapi, se
tungguin apa, ya?
kembalian, Mbak,
idak suka menunggu, aku sedikit kesal dibuatnya. Bukannya
" Mbak Kasir pun dengan
Batinku dalam hati. Aku pun beranjak dari supermarket dengan memaki-m
Rafa yang sedang menunggu. Sejenak
li rotinya, Kak?"
Tak tahunya uangnya pas gitu,
begitu. Dasar tuman!" ledeknya sembari me
begitu polosnyakah wajah lugu ini? Terlihat ceria, tetapi begitu
at?" tanyanya mem
Kamu lapar? Cepa
tanya. Kakak mau?" tawarnya me
aja yang habiskan. Nanti res
abiska
ya
Om Fadil yang bersama Bunda, kini terlihat akan beranjak pergi dari tempatnya. Entah apa yang mereka p
uh waktu lama. Jika Bunda keluar dengan alasan mengurus ke
au pergi, tuh. Kita hampiri Bunda
i Bunda curig
ng jalan kaki? Uang ongkos mobil sudah habis buat
a sudah habis ak
Hampir saja kami berdua jalan kaki pulang. Dilema kini menghampiriku. Ingin beranjak dari t
i dikejutkan oleh kehadiran R
sekolah?" Rendi heran mendapati kami yang masih utuh berpak
Di tempat lain tidak ada, makanya kita
a sampai bisa nyasar ke s
, tadi kita
lam genggaman Rendi berdering. Tanda ada s
ia menjawab menanyakan keber
yahnya. Terdengar dari suara da
karang." Rendi pun pamit
Bunda tadi berada. Aku lega, untu
Aku menghela napas s
endi tidak curiga pada k
aimana?" tany
u sebe
a, Om Fadil langsung mau pergi. Namun, yang a
enapa melanjutk
Aku juga tidak t
ustru membuat suasana terlihat harmonis? Aku dalam hati sempat cemburu melihat keharmonisan mereka
sudah lama kenal sama Bunda. Dari
a begitu. Mereka ter
ya sedikit kecewa. Mungkin saja, dia ik
n apa, sih?" tanya Ra
u juga tidak
inya sudah mau pergi." Ra
pergi. Kami berdua pun berniat menuju tempat Bunda berada. Akan
h, Raf?" ta
tas sekolahku tersangkut." Rafa menu
a tasnya tersangkut, sih?" Aku
ku yang hampir terlepas dari sebu
anya saja, Kak
a ikut bersamaku, pasti selalu saja meni
u di bantuin kalau
ara dari belakang
n dalam diam. Wajah kami seketi
a mungkin