Doa Mantan
mil
Ma
ar
.D. Le
lima tah
tin sekolah. Wajahnya tampak muram. Gadis yang tak lain adalah Mi
tadi," Lestari menatap wajah sahabatnya denga
nget dideketin," Mia menggeser mangkok b
doyan. Sakit jiwa, loe," Lestari mengalihkan p
uang," Lestari tanpa sungkan men
gua loe makan juga. Doyan ap
da di buang juga, mending masuk
tu ya
a, jari telunjuk Lestari sudah berpindah ke bibirn
ye! idola loe lagi ama gebetanny
ringatan, bukannya Mia nurut malah mene
ilvia. Guru bahasa inggris yang memang masih muda. Putih
rna kulit membuat Mia rendah diri. Pantas j
buhnya dan menarik tangan Lestari. Lesta
ati Pak Boy dan Bu Silvia, sempat melirik
keki. Gegas pergi meningga
*
tu mendaratkan pantatnya di bang
ak
nya mengeras. Giginya Berg
ari berusaha menenangkan hati sahaba
ama gua, ga pernah bersikap manis. Padahal kan gua cinta ma dia! i
e... buluk! ha-ha-ha ," tawa Lestari meledak. Seda
ega loe
fin gua! gua cum
kan berlari keluar kelas. Ia memilih
melintas. Ia yang mendengar s
a kenal sedang tertunduk sambi
cah, Pak Boy mendekat. Baru kali
... ngapai
ah dan menelan ludah susah payah saat melihat sang p
tu tersenyum padanya. Hati Mia sakit. Mengingat uca
Guru tadi. Sedang Pak Guru Boy semakin
urusan Bapak," Mia tiba-tiba
mengangkat salah satu kakinya
Ia sebenarnya tak sengaja,
ama-lama berada di dekat Pak Gur
engan sikap gadis yang tiba-tiba cuek padany
*
ka, lengkap dengan kacu dan topi b
epang dua, tak lupa li
api tubuhnnya pun termasuk ideal dengan tinggi 157 cm. Kulitnya memang lebih ke arah hitam m
di laksanakan sekolahnya. Ia sudah tak sabar untuk t
apak yang melihat Mia kesusaha
engan sama Lestari. Dia janji jemput," tolak Mia
menatap mata
, a
ong, Pak. Bu
k kasih be
ukup untuk dua hari nginep di
hin dua puluh rebu. Inget tuh, makan jangan telat," ti
ayaknya itu suara Lestari yang manggil di
epat langkahnya, menemu
ti ketahuan," Mia mena
?" tanya Le
kut Emak keburu tau, bisa b
gi apa
rus di tambahin Bapak dua puluh dong. He-he-he, cuan boss," sembari ber
tu duit baru rasa," Lest
gar suara teriaka
erlindungan, menarik tangan Lestari
i.
ak Gue. Bapak pasti ngadu, ini
mematung dengan jantung yang berdegup
antau. Benar saja, emakny
nuju sekolah. Tawa riang dan senda
ekolah, tiba-tib