Doa Mantan
mil
ar
R.D.L
isa, bosku yang bekerja sebagai make u
hari ini aku boleh libur, dikarenakan ada salah satu s
jaan ini. Pekerjaan yang tak mengenal waktu, tapi uang yang
a gedung sudah dihiasi dengan indah. Penuh b
ketika masuk ke dalam ruangan, Lisa memperkenalkanku pada seorang
urus pirang , bulu mata
i, kulit putih
ita indonesia pada umumnya, lebih ke waj
? Mi
uangan menatap ke arahku. Saking terpesona melihat kec
ya Kak
ang besar, terus bawa ke sini," titahnya. A
a raut kebahagiaan diwajahnya. Tak ada se
ya? kenapa ia tak bahagia seperti w
a make up selesai. Ia memang san
berdiri di dekat pintu bergeser di antara p
ertegun. Wangi ini ... seperti tak
alon pengantin laki-laki, terlihat dari stelan jas dan juga sikapnya yang
ening dan menggenggam tan
pemandangan di depan mata saat ini. Aneh, bukan? p
pengganti untuk siang nanti. Memastikan baju
mengusik indra penciumanku. Aroma yang sang
r mataku menangkap gelagat aneh pada wanita cantik yang sebentar lagi akan
dan sesekali menyeka wajah seolah sedang menang
u ke toilet sebenta
aya anterin, atau assisten saya, Mia ya
a bisa sendi
ni ribet. Nanti bisa b
ya bisa sendiri.
nyali kami menjadi ciut. Wanita itu akhirnya per
dangan. Kami akhirnya menyerah
hingga setengah jam terlewati ta
terdengar sebagai pertanda pe
ng wanita paruh baya menatap kami he
gah jam lagi akan di mu
setengah jam menunggu ia tak juga ke
tak mu
tubuh dan berteriak sepe
u menarik lengan Kak Lisa saat hampir saja ia bertabrakan deng
ya," lirihku saat melihat kegad
gas kita make up udah selesai. Kalau yang lain buka
ian kesana kemari. Sepertinya ada yan
ah
. Seolah tak percaya dengan apa yang aku lihat saat
ng berdebar kian ke
ngkin! dia yang aka
es di ujung pipiku. Sungguh
luruh ruangan hatiku, hingga aku tak bisa
aha serius, aku memilih mundur. Karena hatiku
inta. Itulah sebabnya setiap selesai menjalankan kewajiban, aku se
ung kutemukan. Saat bertanya di sekolah, me
-tiba masuk," Kak Lisa
kin mengatakan kalau aku tiba-tiba p
ang riweh di luar?" tanyaku u
*, sih. Tu pe
? se
.. be
s gi
tau,
ruangan. Sepi. Koridor sudah sepi. Yang
penuh dan ingin pipis. Aku berge
t kudengar isakan di toilet
ega, Jean! a
ks
di. Rasa sesak begitu merajai, saat kulihat,
saja lelak