Teman Kos
empat baru ibu kosnya mungkin ja
jika dibandingkan manis di depan
dorse produk kosmetik dan perawatan bibir. Sayangnya, belum ada tawaran kerjasama. Memiliki bibir seksi, badan tinggi nan lang
saling sapa, mereka individual, dan sibuk dengan urusan masing
gat-ingat beberapa hal yang sudah terjadi. Selama satu semeste
nar-benar tidak bisa menghentik
ita!
ang jauh lebih baik dibandingka
rangnya ke dalam sebuah kardus. Pakaian milik teman baiknya itu tergolong tidak terlalu banyak hingga cukup muat di dalam sebu
hingga buku tipis yang lebih kecil disusun dengan begitu rapi. Jessica dan Juwita menyukai kerapihan. Begitu pula dengan lawan
mahasiswa membeli buku untuk setiap mata kuliah yang mereka ambil. Hingga saat tangannya mengambil sebuah buku yang tampak s
gus. Orangnya tinggi nggak ya?!
ah foto seseorang yang dibidik dari jarak dekat. Juwita menjadi gemas sendiri dan segera bangkit dari duduknya untuk mengha
cil tak beraturan dengan sekuat tenaga. Raut kesal nampak pada wajah gadis itu. Setelah menjadi potongan-potongan kecil, Ju
ng pad
mata Juwita yang mengerikan. Jarang-jarang ia mendapati gadis
yang tersulut. Entah benci atau kecewa dan sakit hati atau juga
bisa digunakan oleh Juwita untuk belajar atau menaruh barang. Lemari dua pintu tapi tak terlalu lebar sudah cukup untuk menyim
a buat setelah menerima pesan dari Caca langsung diangkat. Dia b
..
barang-barang, agar Princess J
..
ukuran besar yang sebenarnya cukup ringkas untuk dibawa. Jessic
da tinggi badan, kok." Juwita
..
ur g
..
? Ya udah
girimkan sebuah foto pada Jessica yang menggambarkan jika kos tempat tinggalnya menyedikan sebuah televisi berukuran besar d
ebih dari cukup. Seketika semuanya berubah ketika tangan Juwita mencoba untuk memperbesar gambar yang dikirimkan oleh Cac
ac
-
ca juga sudah beranjak pergi ke kasur dan juga beranjak tidur setelah semua barang yang akan dibawa Juwita sudah rapi. Bukan
ari dipilihnya sebagai waktu yang tepat untuk pindah. Gadis itu memilih untuk pergi ke rumah ko
kurang akal. Malam sebelumnya, ketika tidur di kamar Jessica ia tak bisa tidur dengan cepat. Padahal, ia kerap kali tidur lelap
Dua kardus dan satu ransel bukan barang yang terlalu berat. Juwita menggenapkan ongkos argo yang tertera sebagai rasa terima
hadapannya. Kesan klasik tampak pada bangunan yang akan menjadi rumah kos bagi Juwita. Warna putih mendominasi sudut-s