THE LAND OF BUNIA
ri ini? Kejutan lainnya?" Pertanyaan
ada di sana," jawab Pama
ah memberanikan diri mengambil resiko ini karena dua hal. Pertama, untuk menemukan ayahnya yang hilang saat peris
meremehkan terd
amarmu," hardik sipir penjara m
Kakek semasa hidup. Namun lihat keadaannya sekarang, menjelang hukuman terakhir pun ia sama sekali tak berubah. Penampilan rapi dengan rambut disisir ke belaka
na, Alba. Keponakanku yang 'terpilih'," ucap
tabu dan tak akan pernah di sentuh oleh siapapun di Garolid, kecuali mereka yang ditunjuk oleh pemerintah menjadi Tim Pencari
om padamu tadi?" tanya
yuruhku membawa bekal?" Alba bahkan men
ke toko nanti malam. Se
an langhaknya, menatap tak percaya pada kegilaan sahabat
orkan kita pada CLOG? Suaramu!" Byun terlihat w
i ini ia memilih mengambil jalur biasa, lebih cepat karena ia tak mau kehujanan saat mengambil jalan memutar. Alba berp
, Byun mengikuti di belakang. Saat langkah pertamanya ke dalam toko Alba merasa menginjak sesuatu. Benar saja, sebuah amplop coklat sepertinya diselipkan oleh
?" tanya By
i. Masih di lokasi yang sama, hanya saja kali ini Ayah berfoto bertiga. Paling kiri Paman Barnes, Ayah ditengah, dan seorang perempuan yang menurut Alba
? Alba menyodorkan
a salah satu peneliti dari tim Gerba
g mengirimi kita
l beberapa roti yang bisa tahan lama, untuk bekal perjalanan." Byu
ini. Bagaimana dengan Ibuku?" Alba menghentikan tanga
ini. Kau dengar tadi kan?" Byun meyakinkan sahabatn
a mengambil air untuk minum," bal
n malam demi melindungi informasi keberadaan dirinya. Byun terbawa suasana, matanya meredup membayangkan Ibunya yang tergeletak di lantai rumah. Jiwa raganya sangat lelah setelah pelarian se
anya kau satu-satunya orang yang bisa menemukan cermin bulan," jel
lanya agar bisa menatap mata Byun. B
hmu bisa membuka Gerbang
tidak
rbang Lunar dan Cermin Bulan. Tim Alpa telah meneliti itu selama lima tahun belakangan.
gelana untuk mencerna kata-kata Byun. Belum lagi kondisi Ibu yang harus ia tinggalkan. Meski hubungannya dan Ibu tak dekat, tet
isyarat pada Alba untuk diam, ia juga bergegas menarik Alba untuk bersembunyi di balik meja. Pegangan pintu diputar kasar beberapa kali. Untung saja tadi Alba kembali me
mpat Byun
a Alba tak
ng di pegangan pintu. Siapapun di luar sana pasti menyadari jika pntu masih terkunci dari dalam, tentun
ergi dari sin
u bel
mereka di san
ja mereka berdua sudah sampai di lantai dua. Keduanya berjongkok di bali
ang," ucap seorang pria p
i dalam," balas pria satunya yang lebih tinggi. Pria itu mengenak
akang," kata pria pe
r decitan pintu dari atas membuatnya menajamkan telinga dan mata menuju lantai dua, lalu perlahan menaiki anak tangga satu persatu. Wajahnya sama sekali tak terlihat waspada, justru seperti kucing yang melihat tikus didepannya dengan pasti. Langkah demi langkah sengaja di
mancingnya untuk dimasuki. Tangannya mendorong perlahan, sama sekali tak mengeluarkan b
ucapnya pelan,
ga pintu. Senyum meyakinkan terkembang di wajahnya. Penuh percaya diri,
gi, Jev," sorakny
" timpal pria pendek yang te
a dari dinding dan turun menyusul Jev
a mengernyit melihat Jev yang
gan tatapan jenaka pada re
satu, dengan
ijikkan,"
pus dari belatinya. Ia bisa memastikan itu dari sisa yang tertinggal, mengurangi kilatan belati itu. Ia bangki
tanya Jev dengan
elah bekas tancapan belatinya tadi. Benar saja, kedua targetnya ternyata
Maldov memeriksa jendela, terkunci dari dalam. Ia kembali ke dinding dan meraba-raba seluruh dinding hingga suara 'klik' terdengar d
epis roti di tangan Jev, mendelikkan kepala untuk menuruni tangga di depannya. Ia menduga ta
Mereka pasti belum
ng menuju jalanan. Ia berasumsi si pemilik toko itu sengaja membuat di
pasti
CLOG," kata Jev, segera mengayunkan kaki pendeknya
ini? Ibuku?
gera menuntun Alba menuju arah berlawanan dengan dua orang tadi. Jalan besar sangat beresiko
enjadi buronan sekarang sampai jalan kecilpun sudah dijaga. Mereka mundur perlahan dan menyeberang menuju blok sebe
hpun mereka tak mengalami kesulitan yang berarti, hanya Alba yang beberapa kali hampir terjatuh ke dalam saluran saat meniti besi
kang saja," bisik Alba
a. Ia melihat pintu ini sedikit
sangat tenang. Ibu pasti kelelahan, pikirnya. Buliran bening menetes tak diharapkan dari kedua mata Alba. Byun
Lekas tinggalkan ru
berlari ke dalam kamar dan menarik Al
an aku