icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Wanita Sang Presdir

Bab 4 Tidak Bisa Memaksa

Jumlah Kata:1519    |    Dirilis Pada: 17/08/2022

rharap semua ini hanya mimpi dan khayalan. Namun foto sang ibu yang telah tertidur damai menjadi bukti nyat

melonjak di dada. Ia menangis tergugu di bagian dapur. Tersandar dengan kaki lem

da bibi itu. Tentu bukan bibi yang memiliki kuasa. Asha hanya berharap bib

u ke dalam koper. Tak peduli ini larut malam ia tetap harus berangkat

Air matanya terus menerus bercucuran

kukan itu supaya aku bisa bertemu dengan ibu. O

irinya yang tak bisa menilai situ

kan hal itu ia akan menjadi kebal terhadap rasa sakit. Namun ternyata tidak. Deti

pingsan karenanya. Sebelum berangkat

ll, An. Aku harus pulang malam

rut berduka, sayang.

Tangan Asha masih gemetar h

mpatmu sekarang!"] Saud

a." Tidak ada waktu untuk itu Anna. Tidak perl

gera ke bandara. Ia pun merasa takut jika semakin menangis keras di depan A

usap air

mu."] Suara wanita itu t

kuat-kuat. Mencoba melegakan dada. Nam

mit, uj

hati, A

dan Asha telah memb

kan penerbangan paling awal agar bisa kembali ke tempatnya berasal. Kembali ke negara yang telah

u yang cukup banyak. Berjam-

bergegas naik taksi. Ia sudah menyerahkan lembar uang sebagai pembayaran. Tak terhitung berapa banyak tetes a

mpat terlarang baginya. Padahal rumah itu tempat

ngkah yang mengusik penghuni. Rumah itu ramai. Sangat ramai dan sosok tua de

h dimandikan?" tanya Asha dengan suara tercekat. Tak peduli

tega memakamkannya tan

galkan ibumu hingga membuatnya

k hingga nafasnya terengah. Asha mengge

ak ke sana sekarang aku bisa memanggilkan sopir-dia pergi."

semua orang. Padahal aku ingin mencium ibu sebelu

makin tak sudi memperbaiki hub

tapnya dari kejauhan. Dengan tangan terkepal. Denga

*

rusaha tegar, Asha merapalkan mantra itu. Harus tegar, hentikan tangisa

yang bertuliskan nama sang ibu. Tangisnya pecah. Harapan kecil yang ia bayangkan dengan imajin

ang selalu ditinggalkan. Bah

rasanya kehabisan nafas, sang oksigen yang memberi kehidupan baginya yaitu sang ibu telah tiada. Tid

ak dewasa dan menangis begini." Asha menangis kecil m

t bajunya kotor. Digenggamnya ta

kam sang ibu de

aja, Asha akan hidup sehat dan panjang umur. Asha juga akan menjalan

Namun rasa kehilangan yang berdenyut di dada me

lihat. Bagaimana Asha sekarang. Selama ini ibunya berusaha membuatnya bangk

sekali tidak siap. Sekalipun Asha tak pernah membayangk

ngkit. Asha baru saja hendak berbalik ketika sebuah

n kau akan t

yata masih memberikan efek yang sangat dalam terhadap sikap tubuhnya. Miris s

ukan pergi ke tempat yang bisa kau kunjungi lagi.

etengah tahun berlalu sosok dibalik punggungnya itu masih saja mengeluarkan aroma yang sama. Aroma Cendana.

siap menantang Asha berbalik. Sekej

gan tubuh tinggi 175 cm itu menjulang di depannya. Sika

-tiba menggelegak dalam jiwanya ketika mengingat lelaki di depannya ini. Karena lelaki ini dulu p

a lalu mulai membalas manik mata

angat tegas. Dia berhasil membuat suaranya tinggi dengan dagu yang terangkat. Mani

aki di depannya ini sedang berlama-lama memperhatikan diri

icara ia memilih melewati tubuh tegap yang seakan menghalangi jalannya itu. I

mah. Beliau memberi titah agar

menjauh. Dia melangkahkan kaki lebar-lebar membenarkan letak kacamatanya. Hebat s

tangan menariknya dan membuat tubuh

h. "Jangan keterlaluan Asha, jaga bicaramu.

akitinya. Bodohnya dia berpikir lelaki itu sama dengan yang dulu. Lelaki itu telah berubah. S

Aku bukan lagi gadis penurut bodoh, yang mengiyakan segala kemauan orang-orang yang bahkan tak berarti dalam hi

yang mengiyakan segala kemauan Alfa. Yang dihadiahi oleh goresan luka. Alfa telah me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka