Why The Grand Duke Needs A Fiancee
istimewaan merasakan aura seseorang. Marah, sedih, kecewa, dan je
a setiap orang dari warna yang
luh lima tahun. Aku biasa d
ra. Dulu aku memilikinya, tapi karena sebuah insiden yang tidak ingin a
s yang sudah dua puluh lima tahun aku sa
*
sederhanaku di lantai paling atas, atap sebuah gedung berlantai tujuh. Di
nita yang bodoh karena di tipu. Badly, aku umu
bawa semua uang yang sudah kami
pembohong. Tapi karena dibutakan oleh perasaan, aku selalu menepisnya. Aku merasa mun
*
selingkuhan yang mengganggu hubungan orang lain. Padahal sudah jelas kalau aku memilik
enyataan itupun malah ikut bungkam karen
an, merupakan keponakan pemilik tempat
adalah hal yang seharusnya tabu untukku. Aku bahkan tidak bisa menan
mulai menurun, aku merasakan kehadi
at dan tanpa aba-aba
alaupun dia memakai penutup kepala, aku langsung ta
bian? Benarka
lemas, laki-laki itu mengangkatku, dan langsung
aku, "Jangan membenciku!" dan langsung
k sebelum kematianku, aku melihat so
..,AZIEL? Dia adalah sepupu Fabi
bu-abu. Seharusnya hitam atau kalau ia sedang marah
apa malah dia yang tampak sed
taku, berpasrah dengan
*
kakak sudah bangun?
u baru saja jatuh dari atas gedung lantai tujuh. Aku
AK
terdengar sayup, kini b
kehidupanku yang sekarang aku tidak punya adik. Apa ini kilas balik dari kehidupanku yang sebelumnya? Eiy, mas
h! Kakak s
tte suda
han membu
surga ya?" batinku agak risau kala
ang benar, tapi akupun tidak ingin berakhir di neraka. "Aku tidak m
aya sedang menatapku dengan penuh kecemasan dan seorang wanita beru
-betul sudah sadar?" Si gadis remaja
kakak dan kenapa dia sampai menangis segala?" bati
melihat gadis remaja itu memakai gaun yang agak be
rna rambutnya juga biru pucat. Warna bola matanya hijau muda terang. Mereka sedang syuting film dokumenter
li sadar. Ayah sangat takut dan khawatir. Tapi syuk
ette. Lagian aku bukan anak kamu. Pede banget dia ngaku-ngaku. Asal Om tahu ya, aku sudah membuang jauh-jauh keluargaku ya
at warna mata Pak Tua yang sedari tad
ambutnya beda, sih. Tapi lihat, rambutnya berwarna emas, tetap saja aneh.
*
karang juga!" titah si Pak Tu
api tunggu, deh! Aku jatuh dari lantai tujuh, masa
tangan kiriku. Aku semakin b
ok sialan yang aku terima dua tahun lalu itu? Jelas-jelas bekasnya tidak
ihat ornamen-ornamen yang ada di ruangan
ng mewah ini?! AKU SEBEN
pintu ruangan dengan menundukkan kepalanya kepada si l
enghampiri si Tabib dan menyeretn
Putri saya. Dia
ku dan langsung sigap m
padaku dan aku mengangguk saja. "Apa ada bagian
at mencekam dan nyeri di bagian kepalaku langsung menyentuh
kepala Anda," ujar si Tabib ketika ak
aku baru jatuh dari lantai tujuh gedung yang tinggi ya? Aku harus di CT-Scan. Kepalaku harus di periksa. Gimana kalau aku sampai g
rbicara?" tanya si Tabib melihatku y
et ngomong dalem hati mulu dari ta
-lahan mencoba untuk mengeluarkan suar
ku mulai mengel
itu sempat mencekikku sebelum melemparku. Pantas saja!" batinku lagi. Karena aku kesulitan mengeluarkan sua
er Anda. Nanti saya akan menyuruh murid saya untuk mengganti perban yang Anda gunakan di leher dan kepala.
h dariku dan langsung me
kembali. Mungkin karena sudah te
aru semenit yang lalu aku jatuh," batinku sambil membelalakka
ijit-mijit tubuh Nona Luvena. Itu akan sangat membantu. Untuk daya penglihatan, pendengaran, dan sistem saraf otaknya saya rasa semuanya mulai kembali normal. Tapi, saya akan tetap melakukan pemeriks
h terim
aya nanti untuk mengganti perban dan membawa re
*
epergian
angat kesepian karena kakak sakit," isak si gadis remaja
kamu. Apa yang akan ayah katakan kepada ibumu yang tidak bisa menjagamu ini nanti. M
reka. Aku bahkan tidak mengingat siapa mereka ...," batinku meras
i .
ukan milikku dengan cepat dan se
akan menggores leherku dengan p
itu, Nona. Anda tidak boleh
dikepalaku? Astaga! Kepalaku sakit sekali!" batinku sambil memegangi k
teriak si gadis remaja itu ketika meliha
ang," ucap seorang wanita y
lakan
ganti perban Nona Luvena," seru Tabi
a Putri saya barusan mengerang kesa
an bertanya, "Nona, apa Anda mengenal Nona ini?" t
temuan pertama kami," batinku kebingungan dengan
e adikmu," isak si gadis remaja yang awalnya pelan s
ngat saya!" adu si gadis
at Ayah?" si Pak Tua mal
bali me
apa dia tidak mengingat kami?" tanya si
a kalian. Aku juga tidak tahu sedang berada di mana dan kenapa masih hidup. Yaps, mari kita
ek shock waktu Nona mengalami kejadian yang tidak bisa di terima oleh mentalnya. Kemungkinan yang lain bi
arap Nona Luvena tida
nes