I Love You Om Miliarder
i pertelevisian ramai memberitakan kecelakaan tersebut. Beberapa wartawan bahkan sudah menunggu
jam tujuh di tempat parkir baseman kantor. Si pelaku mengenakan pakaian tertutu
si yang sedang menyiarkan insiden penikaman Tuan Marco. Lelaki yang dua hari lalu menjadi sua
banyak darah, beruntung masih ada stok di rumah sakit. Jadi bisa ditangani de
enjelang mata elang yang terbiasa mengintimidasi tetap tertutup. Ember
n karena ikut terjaga. Sedang Mateo ikut sert
." Bisikku sembari meraih jemari dingin
asa menggelitiki hati. Sebuah tabir berbeda dengan yang aku rasa pada Stefan. Ada hal lain untuk Tuan Marco,
ki berjas abu-abu dengan rambut setengah memutih masu
bersama perempuan glamor berjalan elegan. Raut mereka terlihat datar,
dengan hal serupa. Perempuan yang datang bersama Stefan sempat melirikku tak acuh, kembal
ujar seakan tahu tanya yang tergelincir dala
i dan menempelkan benda pipih itu pada telinga, sepertinya dia sedang menelepon seseorang, ak
ekat membuatku merasa gugup tak karuan lantaran berdebar. Nam
h, ternyata Tuan Robert sudah mengenal
ggukan kepala.
n tepat untuknya." Dia kembali mengangkat suara, membuatku tidak mengert
terlalu banyak bicara aku takut justru terkesan tidak sopan. Dia terkek
kaku, karena mulai sekarang
bali teralih pada anaknya yang terbaring, embusan napas sendu
sepenuhnya kekuasaan keluarga." Nyonya Isabel membuka suara dengan nada k
kesal. Jika boleh menebak, aku bisa merasa ada kerenggangan antara Stefan da
efan tiba-tiba. "Aku malas jika har
sabel secara bergantian. Stefan benar, sepertinya mereka
pergi meninggalkan ruang rawat Tuan Marc
*
k setelah mendengar semua cerita yang Stefan lonta
inggal sepuluh
nyaku kembal
i masa lalu, saat itu Tuan Marco menangis dan berkata jika hatinya sedang kelabu. Ya, sekarang aku mengerti maksud da
rco rasa. Pantas saja Nyonya Isabel terlihat b
alu jauh. Besar kemungkinan Tuan Robert menikahi Nyonya Isabel saat ibunya Tuan Marco masi
mungkin saja kematian ibu Tuan Marco yang terkena seranga
membeku. Ya, semua
a Stefan menjentikkan
alam benak, apa Nyonya Isabel adalah dalang di balik insiden yang diterima Tuan Marco? Oh, Ruby berhentilah berasumsi konyol, itu
ncelakai Tuan Marco, tetapi dia tidak terlihat panik sedikit pun, malah terkesan datar dan tak peduli. Ji
ak berpikir macam-macam, tidak baik menuduh seseorang tanpa bukti. Tuan M
dia hanya mengangguk dan mengakhiri panggilan. "
padanya, merasa jika Stefan memang tidak perlu mendapatkan itu. Setelah punggungnya tidak lagi terlihat baru
mah sakit. Sesampainya depan pintu dengan sangat hati-hati kuputar kenop-takut menggangg
lainkan seorang wanita modis dengan kaca mata hitam berdiri di samping pembaringannya. Wajah si pe
uru aku bersembunyi saat dirinya berjalan hendak ke luar. Kulihat punggung indah itu, penam
apa yang terjadi, tetapi tiba-tiba saja aku merasa ada sesua
Lagi pula wanita mana yang rela melihat perempuan memanfaatka
mengejarnya?"
tengah berlari agar bisa menyeimbangi langkah dia. Namun, di pertengahan ja
perempuan yang sekarang sudah benar-benar ke luar dari rumah sakit
kamu k
arkan Nyonya berlama-lama
ukan anak kecil yang harus selalu
," jawaban Ember selalu saja berhasil membuatku jengah, usia dan bicar
di belakang. Sosok perempuan itu masih sangat menguasa
rjadi Tuan Marco sudah memiliki kekasi
ebelum akhirnya menjawab,
menyentuh suamiku saat tidak berdaya. Lancang sekali. Aku tidak bisa terima ada peremp