icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dusta Dan Sandiwara Cinta

Bab 4 Tiba-Tiba Dilamar

Jumlah Kata:1273    |    Dirilis Pada: 17/07/2022

emu dengan Afifah hari ini. Mungkin di lain waktu ki

Aku juga harus pergi ke Singapura selama tiga

a yang bernama Faizal dan sekarang mereka suda

an kamu selesai!" ucap Haris seraya me

n ada orang yang mudah mengorek informasi tentang kejadian malam itu." Faizal ter

ngan bekerja mulai dari melihat perkembangan proyek hotel, rapat, dan

nesia dan hari ini dia mengajak mam

*

satu minggu dia akan pergi ke pemakaman sebanyak tiga kali. Hin

sejuknya udara pagi. Dulu, Afifah sering sekali bersantai bersama Evans, t

Afifah sedikit tenang. Dia mengusap perutnya yang masih rata dengan penuh sayang. Sungguh, Allah masih baik kepadanya

an. Jadilah anak solehah atau soleh agar bisa mengirim doa untuk a

umah membuka gerbang utama dan satu buah mobil yan

ngkin seumuran dengan mama mertuanya memakai pakaian semi f

isa datang dengan Mas Ha

lan papanya yang telah berpulang. Walaupun mereka baru bertemu sa

an rumah. Sungguh, Afifah pagi ini terlihat sangat cantik w

ah dengan seksama dan berpikir kal

p ketika ingat siapa Afifah. Ada perasaan lain dalam hatinya ya

uan yang kamu maksud?"

ngguk dengan senyum me

istri kemudian mengajaknya berjalan menghampi

napa mereka datang ke rumah mertuanya. Apa mungkin merek

ngan sangat ramah. Hawa yang melihat Afifah lan

s." Afifah membalas sap

empuan paruh baya yang bersama Haris itu men

yang sudah meninggal." Kata-kata Hawa mengandung s

fifah tersen

ku." Haris memperkenalkan dan dib

*

arah sedang bingung mencari Afi

h pada Harun karena perempuan itu tid

a langsung menatap Sarah yang baru saja datang dari lantai dua dengan wajah yang panik. "Apa dia tidak ada di kamar

ulu, Pa." Sarah bergegas keluar dari rumah, ketika dia sampai di luar, Sarah mengerutkan dahiny

manya itu siapa?" Sarah bermonolog

nganggukkan kepalanya menyapa Haris dan kedua orangtuanya. Tang

mpai, Ma." Afifah te

ka adalah orangtua saya."

i masuk!" ajak Sarah seraya menggandeng tan

yapa mereka adalah mertua Afifah. Mereka awalnya mengira jika S

Pemandangan pertama yang mereka lihat di ruang tamu adalah foto kebersamaan Afifah dan seorang laki-laki muda yan

hampiri dan menyapa mereka. "Eh, ada Nak

," jawab Haris dan dibal

han menyapa Harun

membuatkan minum, sedangkan Haris dan kelu

aku, ya!" pinta Afifah pada pelayan b

enak." Bi Kikim mengacungkan dua jari jempolnya

*

au saya boleh tahu, tujuan kalian ke sini untuk apa, ya?" Bukan maksud untuk tidak sopan. Tapi, S

ggalnya suami Afifah dan untuk melihat secara langsung sosok Afifah yang diceritakan put

hanya berharap semoga Afifah kuat menjalani hidupnya tanpa Evans." Sarah mengusap air mat

pria yang melamar menantu, Anda?" tan

. Dia yang berhak memutuskan akan menik

ucapan mertuanya kemudian memeluknya dengan erat. "Bagaimana mungkin aku berpikir untuk menikah lagi sem

ifah langsung menunduk. Mereka merasa bersalah kare

ifah. Saya ti

pan Farhan seraya mengusap kasar air matanya. "Jika tujuan kalian ke sini untuk melamar saya, maaf

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka