icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dia Adalah Istriku

Bab 3 3.Anna

Jumlah Kata:2718    |    Dirilis Pada: 16/07/2022

Pak

i H

nu namun jumlah atau porsinya sedikit. Sarapan dengan protein, karbohidra

zam, Azam, Tante dan anak laki-lakinya, belum lagi Bi Rusmi dan beberapa pelayan lain. Kediaman yang ter

ah sangat senang merawat beberapa tanaman, melakukan beberapa hoby,

a M

a menggeser kursi dan menunggu

n kerudungnya. Disusul Adik dari Pak Aziz, Tante Herawati atau y

elum tu

ah Yah..Baru jug

sisi lain meja makan, ya j

m, sudah

da itu terlihat dengan teliti mengumpulkan semua kertas yang terpisah da

isaku. Beberapa file sekarang masuk, ia mengerutkan alisnya saat membaca. Paras pria yang terlihat lembut

terus kebawah, secara saat Azam bertanya ia

ia kenakan. Setelah selesai barulah ia menepuk bahunya, merapikan kembali kemeja untuk menghindari kusut. Cermin, yang menampakan bayanganya seakan tidak mau berbohong, pria dengan postur tubuh tinggi jakung, b

jukkan bagaimana ia seorang lelaki yang sedikit bicara, sulit membahas hal yang tidak penting, tidak ingin tahu mengenai hal-hal yang tidak ia perlukan, dan acuh dengan sekitar. Namun ambisinya sebagai pengusaha jangan dia

rcerminya? ini

anya menoleh, menunjukkan wajah datar. ia kembali melihat bayanganya sendiri dan kemudian berlalu. Setelah beberapa

an, kan?" Tanya Azam yang

sudah menyiapkan

" ucap Azam sambil menari

membagi piring

Azam dengan singk

gulas sedikit senyum. Mengamb

ucap Fariz sambi

banyak orang, tolonglah ganti raut wajahmu itu! jangan datar tanpa ekp

k, mulai menusuk pot

yah tidak enggan menyap

t tante dan ibunya sendi

nggu depan menikah. Ayah

" Azam m

kan ekspresi lain dari anaknya. Ta

atang nak?"

kan makan. Ia tidak kenal pak Wahyu, siapa dia juga tidak tahu. Itu h

jang, mereka melanjut

a teguk. Ia kemudian mengelap sisa m

t kerja, mampirla

berisi bingkisan, sudah tertata rapi dan

kini terdiam, melihat tangan ibunya y

agi bu? Azam ti

u kenal!" ucap ibu, memberi pen

a Fariz." melirik ke arah Fariz yang menger

apa-apa Fariz terus, dikit-dikit Fariz

ah dari luar pulau. Keluarga Pak Budi yang pernah berkunjung kesini juga. Sapalah

s tapi ia hanya bisa menunddukkan k

lima menit ayah, satu jam w

rima bingkisan yang sudah ia siapkan. Sambil menepuk pundak Azam, ibu b

i baru pindah kesini, Ayah dan ibu baru bisa menemuinya beberapa hari kedepan. Alangkah lebih baik kalau kamu mengenalkan diri sebagai putra

mang begini, awal-awal saja menolak dan sok cuek. Tap

ukkan tas kerja lebih dulu kemud

kat bu, Assa

ah bu Dwi. Kalau memang ada macet, antar saja pulang

ngan wajah datar ma

lu dikulitku sudah berdiri melihat ka

abat tanganya. "Kamu kan sudah biasa

a bu, meri

k Mama?" Herawati keluar dengan cep

. Kebur

ya...jangan bua

hilangan suaminya, Rahman. Ia ikut tinggal dengan dirumah ini, Herawati adalah adik kandung pak Aziz. Penampilanya lebih nyentrik dari bu Salamah, jika bu Salamah memakai Jilbab panjang dengan tutur kata yang lemah

rempuan juga ya Kak?" Tanyanya

ngan Azam. Dia sedang

.. yah meskipun masih elite rumah ini. Tapi ru

urung menanggapi kalau apa-a

uh

kit rasa kesalnya dimobil ini. Dasinya yang sudah

etir mobil hany

iar cepat selesai dan tidak ada yang menggang

ang dengan mobilnya. Membelah jalan di

harus aku c

meminta pekerjaan apa saja. Yang pe

palagi memulai pembicaraan. Tapi kalau ditanya ya

.ada

gan tangan kirinya, m

kak. Karena kita di bisnis fashion beberapa kalangan jadi beberapa orang berharap per

empu

blik mengenai berita perusahaanya. Ia terlih

fashion untuk kelua

dah tidak diminati kak, baca deh salah satu komentar. Gay

aaf..itu jokes me

dang memulai hal baru aku harus segera mencari beberapa designer ternama. Kalau bisa akui

bilnya, ia mulai memas

a menit? Setelah bekerj

nghitung. "Aku akan memberi keringan

h jam aku harus sele

umah, rumah yang cukup me

n mobil, menunggu Fariz m

mpit, sebuah masjid, sebuah madrasah meng

masa sekol

ambul menente

an." Ucap Azam yang mulai menyeber

di halaman, mencuci mobil

kum." Sapa Fa

amata hitamnya, menung

jak sopir dengan us

capnya sambil mengamb

begini." Suara pak sopir masuk kerumah itu

ri di ruang tamu,

anya Fariz sambil

m dengar mereka me

a, padahal duduk juga

..ada

e ibu-ibu khasnya. Wajahnya masih terlihat muda, dengan lipstik merah mero

h! Duduk

at melihat waja

engirim pesan katan

ap Fariz sudah

tegap dengan wajah yang terlihat datar. Sebenarnya memang pembawaan

saya Azam."

ante datang ke rumah orang tuamu hanya sempa

h kuliah S1 di luar negri ta

liar. Wajahmu yang imut dan tampan mudah dii

salam dari Ayah dan Ibu un

Bahumu lebar seperti yang kebanyakan orang bilang, saat menyebut nama Ayah dan ibumu semua orang tak

berapa kali, ia kemudian be

tanganya. Ia melihat ke arah Fariz,

bentar lagi.

bingkisan kemari." Omel bu Dwi

satu barang antik yang aku bawa dari lua

iz sudah meraih bingkisan itu

asih banyak yang mau tante ceritakan lo, Azam pasti

g baru datang, bibi di r

an dim

mentara Azam masih dengan sikap yang sama

Suara gadis dari dalam membuat s

dengan hati-hati, sementara Azam hanya m

a..

u menabrak beberapa benda d

-hati. Kunci

Teriakan d

mu, diatas m

tamu? Siapa yang meletakkanny

u Dwi mengge

r rambutnya dengan tangan. Kalau di sandingkan dengan tante Herawati sepertinya b

na sambil merapika

ulu..ad

melihat siapa yang tenga

h melambai

memba

, dengan outer panjang cream, celana jeans dan sepatu tinggi, rambutnya yang terurai berwarna hita

a melambai

dan kembali mel

mana?"

!" Menunjuk

empat itu, me

a. eh siap

menurutnya pemuda itu lebih n

ng nyelonong saja begitu!" B

ak Aziz, sa

urkan tangan pada Fariz, mere

angan Anna, meskipun singkat dan hanya menyentuh uj

lihat berbinar membuat A

ergi kuliah. Salam

rdiri, menjabat

dimana?" Fariz

ka. Aku mahas

yang sama dengan pendidikan

Azam. Pria itu juga menatapn

aku mengambil beberapa kelas.

n cepat, ia melihat

aksa. "Ma.. berangkat ya. Aku tidak mau telat

ulang!" ucap Ibu s

enyambar kun

ke tempat biasanya! Maaf ma." Melamba

ndiri. Dia tidak punya teman seusianya disini, tapi dia

kan sekampus." Fariz terus mengucapkan kata basa-ba

ang baru nyaman di sekitarnya, karena dia suka dengan lingkungan luar. Lihat tuh..buku

Ia melihat tumpukan buku baru di pojok ruang tamu. G

dah cukup disini. Saya dan kak A

lian. Pak Budi juga sudah ke kantor pagi sekali,

Dwi pada me

. Dengan s

s Fa

." Ucap Azam mening

menara yang tinggi, kalau malam pasti menara itu menyala den

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka