KOTRAK CINTA DENGAN CEO TAMPAN

pa, hah? Kamu m

nya hanyalah gadis yatim piatu yang tidak memiliki kuasa apapun. Davina tau jika

padaku. Aku tidak tau harus kemana setelah ini," ucap Davina dengan mengiba, berharap kali ini laki-

ekat-lekat wajah cantik perempuan yang telah ia renggut kesuciannya. Matanya sedikit mengembun, terlihat jika

ada waktu lagi." Dave beranjak dari duduknya dan berjalan menuju nakas. Ia menyemprotkan beberap

ku bisa berada di kamar ini?" cecar Davina. Ia benar-benar tidak ingat apapun tentang

i nanti malam.

pi

r-benar sudah tidak ada waktu lagi untuk meladeni Davina. Sepeninggal Dave, Davina ingin segera membersihkan tubuhnya

ya. Ia meringis menahan nyeri sambil terus berusaha berjalan menuju kam

rdapat bathub yang cukup besar untuk ukuran dewasa berwarna gold, shower yang terlihat sangat elegan yang mempunyai warna senada dengan bathtub.

get." Davina mengambil salah satunya untuk melihatnya. "Ah, iya, dia kan orang kaya. Laki-laki itu pasti sangat mengutamakan penampilannya. Pantes aja wajahn

g Davina, meskipun ia orang miskin dan tidak pernah menyentuh benda mahal seperti shower yang berada di kamar mandi ini, ia selal

oleh tantenya. Awalnya, tantenya baik dan mau mengurus keponakannya itu, semenjak orang tua Davina meninggal, tantenya yang bernama Rani--adik kandung satu-satunya dari ibunya Davin

ina bekerja sebagai kasir di minimarket. Sementara pada malam hari, Davina bekerja di sebuah kafe sebagai pelayan. Semua itu atas permintaan paman dan bibinya, jika Davina tidak menuruti kemauan mereka, Rani dan

k bermain judi dan mabuk-mabukan. Akhir-akhir ini, Davina tidak lagi menyerahkan semua gajinya kepada paman dan tantenya dengan alasan gajinya selalu dipotong. Dari sit

k setuju dengan niat jahat suaminya. Bagaimanapun, Davina adalah keponakan satu-satunya. Rudi terus membujuk dan mengiming-imingi is

a paman dan tantenya. 'Aku harus pergi dari sini. Masalah rumah ini, aku sudah tidak peduli lagi. Daripada ak

rlonjak kaget saat melihat keponakannya itu masuk rumah.

udah pulang?" tegu

enya, Davina segera masuk ke dalam kamar dan langsung menguncinya. Ia bergegas m

meninggalkan rumah peninggalan ayah dan ibuku." Davina berbicara pada dirinya sendir

ungan badan. Setelah selesai, seperti biasa, Rudi akan pergi keluar rumah untuk berjudi sambil meminum minuman keras

mengintip dari balik gorden kamarnya. Setelah Rudi benar-benar pergi,