Jovanca Sang Penggoda
1 Pr
ir kuda, membawa tongkat bisbol. Berjalan dengan kencang, tidak pedu
tumu dan menghancurkan rumahmu jika kamu tidak segera membuka
n itu berjalan degan m
enyelesaikan ucapannya tongkat bis
itu tetap ingin menyerangnya. Hingga pria yang diduga sua
menjadi korban memegangi k
gi wanitamu! Dasa
uka itu, tetapi pria disampingnya berhasil memb
sebenarny
*
tas lantai. Suara gebrakan pintu tertutup dengan kasa
kini berantakan akibat ulah perempuan baru saja keluar dari kamarnya tadi. Sebab, m
lat diatas lantai. Penampilannya yang ti
idak bisakah, meminta maha
takan, dan tidak layak disebut dengan kamar. Dia bangkit
ih mengadakan bazar amal. Namun, yang sebenarnya terjadi, adalah semua mahasiswa h
rus berkumpul dengan banyak orang. Jovanca adalah tipe wa
up sendiri, di kota besar, bergaul dengan siapapun ya
a, dia kenakan. Dia berkelit, untuk mengumpulkan, donasi, uang pembaya
ih pantas disebut, dengan menggedor, b
k!
ka!" te
salah satu mahasiswa, yang paling cupu dengan dandanan s
a bayaran untuk tour dadakan itu. Ah– apa panta
tergagap, dia terlalu takut un
ada yang boleh tinggal! Semua ha
dia mengambil beberapa lembar uang kertas, dan memberikan li
" Jovanca menyeringai, dan pergi. Me
tinggal karena Jovanca memaksa. Dia tidak mau mengeluarkan uang s
ovanca. Jika, dia tidak diperintahkan untuk hal itu tadi.
buh gemuk. Jovanca bersiap mengangkat tangan, dan mengayun u
h untuk memiringkan kepalanya, dan menempelkan teling
las didengar oleh gadis berambut merah itu. Jovanca, memicingkan matanya mena
lega disusul dengan umpatan. Jovanca semakin penasar
diri di balik pintu kamar mandi, dan memegang sebuah cairan berwarna, p
teriak,
ukan oleh Mark
mengejutkan pemilik kamar mereka saling tatap beberapa saat
n sebar, bahwa kamu sering bermain main dengan sabun!" Jov
ni?" Mark terkejut dengan k
lai menguasai diri. Matanya sampai berai
k seperti yang kamu kira. Ak– aku...."
mu sangat polos." Jovanca sama sekali ti
kamar mandiku yang sudah sebulan tidak aku bersihkan. Keraknya membandel, dan– ini? Ini sabun yang aku gunakan u
an kamar mandi telah usai dia merasa begitu lelah. Tidak peduli dengan celana
ikirannya apakah wanita seperti itu? Selalu
ikamarku?" Pertanyaan itu menyadar
semua uang tour buta' yang diadakan kampu
dia baru saja membayar kelas private bahasanya. Kin
elas. Meski dia tahu jawabannya adalah tidak. Jov
b dengan singkat
ku tahu kamu baik Please,"
rang atau aku akan mencari sendiri di tasm
mendekati tasnya. Dia terpaksa membayar u
di sini sangat menyebalkan." Jovanca menyahut s
menoleh, dan hanya menyunggingkan se
Semua itu membuat lelaki obe
*
tujuan. Sebuah kota di ujung provinsi. Kota Mayoral. Tujuannya hanya sebuah
reka tidak harus melakukan itu untuk membantu sesama. Bisa dengan langsung menunjukan
am minum susu. Dia berharap ada sesuatu yang bi
, terpencil karena itu sebuah sudut kota bahkan bisa disebut dengan perkam
idapatkan oleh
ambu