icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

(BUKAN) PERJAKA TUA

Bab 7 SEVEN

Jumlah Kata:1348    |    Dirilis Pada: 15/07/2022

n ringan. Senyumku terbit ketika melihat Pak Narto menyambutku di depan gerbang sambil tersenyum. Y

u melanjutkan langkahku menuju ruang guru sambil sesekali melihat ke arah lapangan.

Beberapa hari mendekam di ruang tahanan yang sep

Woiiiii.... sud

-satunya guru yang bisa dibilang dekat denganku. Andika mengajar ma

Berkat bantuan Pak A

tangan. Aku sempat khawatir beliau akan memecatmu k

Apa benar kau mengganggu Melanie dan m

ahu sendiri sejak kami putus aku suda

g mengetahui kisahku dan Melanie sehingga tak her

pa sampai ditahan polisi?"

us b

bodong?" tanya Dika mem

investasi bodong. Tidak ada

isa??? Lucu sekali"

eliau sering menonton acara lawak sehingga

memiliki jadwal mengajar di jam pertama. Aku akan mengaja

pelajaran di mulai siswa - siswa akan berdoa dan menyanyikan lagu indonesi

a murid-murid yang sudah berba

rif..." jawab

ih dahulu. Lari lapangan sebanyak tiga kali, lalu senam selama sepul

ini langsung melakukan pemanasan sesuai perintahku. Selagi mereka

ang masih dalam kondisi baik. Tak perlu heran dengan keadaan ini

Aku bisa mengajarkan materi sepak bola dan bola voli saja sudah untung. Meskipun aku ya

apangan. Aku melihat mereka sudah selesai melakukan senam

Pak?" tany

in apa, Pak?" tany

basket, atau sepak takraw. Bosen, Pak

tiga bulan aku mengajar mereka dan mereka sudah mengeluh bosan dengan materi i

ini sekolah pelosok. Kalian sekolah di sini kan gratis jadi fasilitasn

....." merek

i mempunyai dana untuk melengkapi perlengkapan olahraga yang belum ada. Sudah sekarang kalian ber

rmain sambil menunggu jam mengajarku selesai. Aku melirik arl

da di samping sekolah. Aku yang memang tidak pernah sarapan jika ada jadwal mengajar di jam pe

biasa... saya tunggu di samping lapangan" ucapku

seperti ini. Setahuku Pak Nartolah yang membuat bangku ini agar bisa dijadikan tempat duduk oleh

i lontong pecel

Hawaniar membawakan pesananku. Bu Narto memang tidak pernah mengantarkan send

berlalu lalang melewati warungnya. Namun, hal itu jarang terjadi karen

a?" tanyaku sembari menerima ma

amnya. Selama beberapa saat kami diam tanpa ada yang bersuara. Indah kemudian meminta izin untuk pergi

dengan tingkah anak didikku itu. Aku segera menepis dugaan-dugaan an

anan seharga tiga ribu rupiah yang menjadi menu andalan Bu Narto. Murah meriah tapi

mpe goreng. Tapi karena tanggal tua dan dompetku krisis, m

sing yang berjalan menuju ruang kepala sekolah. Gadis itu membawa map berwarna co

ik? tentu saja. Meski dari jarak yang tidak dekat, aku dapat melihat

kit chinese, kulitnya putih dan dandananya juga epic. Tidak mu

a tuh mata liat cewek bening" ledek Dika yang

capku salah tingkah k

ng. Syarif, kenapa? terpesona a

ari Melanie? Anak juragan tembakau yang katanya paling can

nnya yang mengungkit-ungkit Mel

ri orang. Ternyata oh ternyata... ada yang bening dikittt aja sudah mangap" ucap Dik

EMPEL DI MULUT AKU...!!!" teriak Andika. Ia

et. Ganggu aja orang l

makan?" g

h, Dika

uh cewek ya?" ucapnya sembari

las pada Bu Narto. Andika yang paham dengan tingkahku tentu saja berteriak memanggilku agar tidak kabur.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka