(BUKAN) PERJAKA TUA
n ringan. Senyumku terbit ketika melihat Pak Narto menyambutku di depan gerbang sambil tersenyum. Y
u melanjutkan langkahku menuju ruang guru sambil sesekali melihat ke arah lapangan.
Beberapa hari mendekam di ruang tahanan yang sep
Woiiiii.... sud
-satunya guru yang bisa dibilang dekat denganku. Andika mengajar ma
Berkat bantuan Pak A
tangan. Aku sempat khawatir beliau akan memecatmu k
Apa benar kau mengganggu Melanie dan m
ahu sendiri sejak kami putus aku suda
g mengetahui kisahku dan Melanie sehingga tak her
pa sampai ditahan polisi?"
us b
bodong?" tanya Dika mem
investasi bodong. Tidak ada
isa??? Lucu sekali"
eliau sering menonton acara lawak sehingga
memiliki jadwal mengajar di jam pertama. Aku akan mengaja
pelajaran di mulai siswa - siswa akan berdoa dan menyanyikan lagu indonesi
a murid-murid yang sudah berba
rif..." jawab
ih dahulu. Lari lapangan sebanyak tiga kali, lalu senam selama sepul
ini langsung melakukan pemanasan sesuai perintahku. Selagi mereka
ang masih dalam kondisi baik. Tak perlu heran dengan keadaan ini
Aku bisa mengajarkan materi sepak bola dan bola voli saja sudah untung. Meskipun aku ya
apangan. Aku melihat mereka sudah selesai melakukan senam
Pak?" tany
in apa, Pak?" tany
basket, atau sepak takraw. Bosen, Pak
tiga bulan aku mengajar mereka dan mereka sudah mengeluh bosan dengan materi i
ini sekolah pelosok. Kalian sekolah di sini kan gratis jadi fasilitasn
....." merek
i mempunyai dana untuk melengkapi perlengkapan olahraga yang belum ada. Sudah sekarang kalian ber
rmain sambil menunggu jam mengajarku selesai. Aku melirik arl
da di samping sekolah. Aku yang memang tidak pernah sarapan jika ada jadwal mengajar di jam pe
biasa... saya tunggu di samping lapangan" ucapku
seperti ini. Setahuku Pak Nartolah yang membuat bangku ini agar bisa dijadikan tempat duduk oleh
i lontong pecel
Hawaniar membawakan pesananku. Bu Narto memang tidak pernah mengantarkan send
berlalu lalang melewati warungnya. Namun, hal itu jarang terjadi karen
a?" tanyaku sembari menerima ma
amnya. Selama beberapa saat kami diam tanpa ada yang bersuara. Indah kemudian meminta izin untuk pergi
dengan tingkah anak didikku itu. Aku segera menepis dugaan-dugaan an
anan seharga tiga ribu rupiah yang menjadi menu andalan Bu Narto. Murah meriah tapi
mpe goreng. Tapi karena tanggal tua dan dompetku krisis, m
sing yang berjalan menuju ruang kepala sekolah. Gadis itu membawa map berwarna co
ik? tentu saja. Meski dari jarak yang tidak dekat, aku dapat melihat
kit chinese, kulitnya putih dan dandananya juga epic. Tidak mu
a tuh mata liat cewek bening" ledek Dika yang
capku salah tingkah k
ng. Syarif, kenapa? terpesona a
ari Melanie? Anak juragan tembakau yang katanya paling can
nnya yang mengungkit-ungkit Mel
ri orang. Ternyata oh ternyata... ada yang bening dikittt aja sudah mangap" ucap Dik
EMPEL DI MULUT AKU...!!!" teriak Andika. Ia
et. Ganggu aja orang l
makan?" g
h, Dika
uh cewek ya?" ucapnya sembari
las pada Bu Narto. Andika yang paham dengan tingkahku tentu saja berteriak memanggilku agar tidak kabur.