(BUKAN) PERJAKA TUA
ukmu" teriak salah satu pe
mbuka mata yang masih mengantuk. Aku bangkit dari tidurku, bebera
dak bisa tidur. Entah virus apa yang ia semprotkan di
embari mengutarakan cintanya kepadaku. Namun herannya
ukmu sudah menunggu dari tadi!!!" Pak si
n keluar dari ruang tahananku. Aku berjalan mengi
tapi tamu-tamu yang menjengukmu tampilannya orang gedongan
ok, Pak. Guru honor di se
asti kau sudah melakukan hal buruk pada muridmu" tuduh Pak sipir
. Bukan dengan murid tapi d
" beo Pak
khirnya langkahku terhenti ke
g.
dah. Kesal, marah, malu bercampur menjadi satu. Apa-apaan Melanie ini? Untung saja dia sudah tidak me
uimu. Apa dia istrimu? kurang belaian sampai tak sabar menyusulmu kesini?" bisi
Pak" jawabku deng
h datang kesini untuk membesukmu padahal jam be
melanjutkan langkahku agar jarakku
?" tanya
sini. Jujur aku ingin ia cepat pergi dari sini. Kedua netraku risih melihat tampilan Melanie
sayang
!!! Telingaku jijik mendengarnya!!!" g
Harusnya kau senang aku tetap memanggilmu seperti itu meski kita suda
capanmu
h berani mengg
buang waktuku! Katakan apa maumu
ejek kepadaku. Ia kemudian berjalan perlahan mendekatiku. Tak l
ika kau masih hidup, sayang" ucapnya
isa mendekam disini sangat lamaaaa.... kalau perlu sampai kau d
e
di sini. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Anak macam apa
han dan berbincang dengan tahanan yang satu ruangan denganku. Aku ber
k. Bagaimana ruang tahanan Emak? Apakah Emak diperlakukan baik o
ut setelah mendengar perkataanku tadi?" cibir Mela
yang ingin kau bicarakan lagi
in mengobati rasa rinduku kepadamu, sayang" ucapnya sem
entuh oleh Melanie apalagi di tempat seperti ini. Sungguh Melanie sepe
nie. Namun, sial Melanie dengan cepat memeluk tubuhku dari belaka
a sepertinya kaget ketika kedua t
seperti sedang meraba seberapa besar milikk
tannya. Ia bahkan semakin meremas mili
nggigit bibir bawahku agar tidak terb
Untung saja mereka sedang sibuk dengan berkas masing-masing sehingga aku bisa sedikit tenang. Namun,
engan keras dan itu sepertin
ebentar lalu kembali
Kau membuatnya ban
cepat memainkan pusakaku. Tangan kiri Melani
sisnya dan ia semakin menjadi den
arif. I want yo
ak kakinya. Peduli setan jika ia merasa kesakitan. Aku segera mengel
untukku. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah Melanie yang agresif seperti ini. Ia bukan l
ang juga, Mel dan jangan t
da pusakaku dengan tatapan lapar. Ia menggigit-gigit
ang tahananku. Aku tidak peduli dengan Melanie yang terus berteriak memanggil namaku. Se