(BUKAN) PERJAKA TUA
ngan?" tanya seorang emak - emak berkerudu
n kemeja batik bukan kaos olahraga seperti biasanya karena di sekolah sedang memperinga
ndang?" tanya emak ya
tiga orang, berkerudung merah, kuning, dan hi
benarnya aku juga tidak tahu ko
api tetap harus menjalin komunikasi yang baik. Benar kan, Mas
k berkerudung hijau itu. Mantanku menikah katanya? I
p. Aku hanya bisa berdiri mematung tanpa men
sampai gagal move on dong! Ingat umur juga. Mas Syarif sudah
eng Melanie. Tapi Mas Syarif harus nebelin dompet dulu baru bisa gaet cewek cantik" u
rprasaan dengan menyinggung isi dompetku. Memang dompetku tipis, tapi tak perlu juga mereka menyinggung hal itu. Aku ja
dikit lipstik di bibirnya. Aku memperhatikan penampilan emak yang memakai gamis dan berkerudung syar'
h menunggu dari tadi" ucap Ema
ru pulang" ucapku sembari menuangkan air p
ti baju lagi. Kita langsung
, Mak?" tanyaku memastikan
ang cantik itu menikah ha
ngingat hubungan keluargaku dan keluarga
ak Fathoni ng
iundang, kenapa Emak mau
a kamu tidak sehina apa yang diucapkan Pak Fathoni. Kamu bisa mendapatk
k..
berjalan menghampiri Emak. Ku peluk dia dari belakang. Aku bisa meras
tidak terima!!!" teriaknya
!! Kau ditolak hanya karena kita orang miskin. Emak tid
epadaku. Hatiku sakit mendengar semua keluh kesah Emak. Aku diam lebih tepatnya me
atanya dan segera merapikan dandanannya. Emak meng
h terlambat" ucap Emak dan ia
auan Emak. Aku tahu sifat Emak. Keras kepalanya tidak bisa dibant
mengekori Emak yang melangkah dengan tegap seak
memanjatkan doa, berharap tidak terjadi ke
ua telingaku bisa mendengar sayup-sayup musik dangdut yang semakin lama semakin jelas. Aku
elanie. Melanie memang mengadakan acara pernikahan di rumahnya. Tak perlu menyewa gedung
" tanya E
akku yang langsung dibalas
Masak kau loyo tak bertenaga seperti ini? Kenapa? Kau belum bisa move on? Kau takut sa
nya banyak orang melewati kami yang sed
seyum kecut. Beberapa orang yang berpapasan
elanie sehingga aku tidak aneh dengan tatapan orang-orang yang s
au ada keributa
ibutan. Tak tau lagi kalau Pak Fathoni yang ma
ebih baik kita pu
hingga akhirnya tiba di pintu depan halaman r
ir pernikahan. Emak dengan santainya menuliskan namanya, memasukkan amplop ke dalam kotak yang memang
ng mengantre untuk bersalaman dengan kedua mempelai dan keluarga. Sungguh hat
iranku saat ini bagaimana caranya segera bersalam
thoni. Dalam hati aku berharap semoga segera selesai tanpa drama lagi. Namu
ak Fathoni mengangetkan tamu undangan yan
enatap tajam ke arah Emak. Emak yang ditatap seperti itu sepertinya tak gen
Kenapa?"
dan anak bujangmu ini" teriak Pak Fathoni yang s
i. Aku langsung berkeringat dingin membayangkan apa yang akan terjadi pada kami. Ku lir
aru untuk anakmu. Ingin memberikan doa juga untuknya.
a dari kalian. Tanpa doa kalianpun,
ali kau, Pak
hku saja kau hanya memakai gamis murah yang warnanya sudah pudar. Sungguh kau benar-benar janda miskin yang tak tahu malu. Tidak d
aa
. Semua orang berteriak kaget melihat apa yang Emak la
ug
k dan segera turun menghampiri Emak. Ku tatap Pak Fathoni dari bawa
n keluarga Melanie dan suaminya dengan tajam. Bagaimanapun aku tidak terima perlakuan Pak Fatho
embari menunjuk w
in. Tapi kau tidak pantas memperlakukan kami sehi
i terlebih dahulu
asnya!!! Anda ini laki-laki, P
ak
tongkat itu gagal mengenai kami. Aku benar-benar geram dengan tingkah manusia sombong ini
ak
r. Lemparanku sukses mengenai bahunya dan bisa aku pasti
n tajam sehingga ia diam tak berkutik. Aku tur
ang tidak pantas berada di sini" ucapku semba