Contract De Marriage
h susun itu, Hendrik yang sejak tadi diam
erasa puas karena ancam
juga berjalan mendekatinya. Dari jauh, Hendrik sudah merasakan aura kemarahan Bela padanya, tapi saat ini di
lumn
rkan ciuman pertamanya, harus kembali masuk ke dalam club lagi saat teri
eluarkan kartu ATM hitamnya. Menyerah
, memberikan mesin ATM keci
ernyata di layar mesin ATM diberitahuka
in?" tanya pe
tanya Hend
ir!" beritahu san
mpetnya dan memilih kartu hitam yang lain. Namun
yang
tanya Hendrik deng
ab petuga
mua kartu ATM yang ia punya. Tapi lagi-lagi, semuany
gat sosok orang tua yang sela
ambil handphonenya yang ada di s
sedang duduk santai sambil me
endrik dengan marah-marah. Membuat Kakek tua yang s
uangmu!" jawab sang K
k langsung diam. Apa yang dikatak
ek satu-satunya. Jadi uang Kakek juga uan
kata-kata itu? Kakek baru denga
diri!" jawab Hen
us bekerja atau kamu menikah. Kalau kamu menikah Kakek akan
Kakeknya setelah menikah. Hendrik diam tertegun m
a Hendrik pen
pernah bohong?" t
rus menepati uca
dipegang omongannya. Tentu
ucap Hendrik, menga
ang Kakek, melihat layar handphonen
ak kesal. Meletakkan handphonenya di sampin
Hendrik, menunjuk temannya yang terlihat s
meragukan Hendrik karena Hendrik ada
i waktu s
ngah berdiri saling
erut dengan kedua alis menyatu. Dia benar-benar terlihat
rik langsung mengatak
anku!" ujar Hend
n mulut terbuka. Dia diam membeku seperti patu
wab dong!" protes Hen
ela tegas, berpikir Iblis di depanny
amu tidak akan rugi menikah dengank
mau menikah dengan iblis sepertimu!" bala
i iblis oleh Bela membuat wajahnya
malaikat? Lihat dir
las seorang iblis!" balas Bela tanpa tak
drik, menahan lenga
ela, berusaha mel
Kamu pikir aku serius
au tidak. Aku tetap tidak mau!" balas Bela
ang seberapapun kamu
a. Masih berusaha keras melepaskan dirinya
juta!" taw
dalam hati. Merasa kesal karena dengan mu
Hendrik lagi. Semaki
!" ancam Bela, merasakan tangan
Entah darimana Devan tiba-tiba muncul da
ri belakang, Bela bisa melihat punggung laki-laki itu y
mulai melembut dan terlihat sendu. Hal itu disadari ole
drik, mengalihkan perh
balas Bela, menarik t
enoleh ke arah belakang. Melihat Bela yan
ergilah!" ucap Hendrik d
sanku juga!" jawab De
sanku!" usir Bela,
ntuk pertama kalinya dia keras
rgi!" ujar Bela, pergi me
patkan keinginannya lant
, mengejar Bela. Namun Devan
anya Devan, men
tangan Devan yang menempel di jasnya dan kemudian membersih
tak bisa menjawab. Membu
li!" ledek
atnya lantas langsung menghindar. Saat itu, Bela pun langsung melemparkan isi air yang ada
nya. Mengangkat tangannya seolah ingin menghaj
kan tangannya dari Hendrik
rik yang mencium baunya
a supir pribadinya buru-
epalkan tangannya. Langsung perg
ari hadapannya. Bela pun kem
i menghampiri Bela. Devan tak berani
lam!" ujar Bela tanpa ma
pa d
iapa-siapa,"
k memberikan jawaban. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Takut jika jawaba
r Bela, pergi me
Devan pelan, namun ma
Hendrik yang tak terima
Beraninya menolakku. Memangnya cuma dia saja perempuan di dunia ini. Akan ku tunjukkan padanya
-lagi ingin muntah saat aroma tu
ndrik ke supirnya. Menahan na