Hero In Love
i rumah yang sederhana tapi mewah itu terliha
ntu rumahnya, melewati tangga-t
ya terkunci. Ia berpindah menuju jendela yang bersebelahan denga pintu tersebut, ia
ulang, Paman." G
dak lupa sebatang rokok ia nyalahkan untuk menemani. Bernyanyi-ny
amati supir taxsi tersebut keluar dan membuka pintu belakang. Supir tersebut me
sedikit, n
rjatuh. Bukanya emosi, penumpang tersebut membalas
upir tersebut sembari meninggalk
diri. Memang kebiasaan pamanya Raka setiap malamnya selalu ketempat busuk, di sana ia be
t, bahkan ketika pamanya berjudi hingga hu
mempunyai hutang nyawa kepada pamanya yan
i, merawatnya hingga Raka besar seperti sekarang. Dari dulu paman Herri merawat keponakanya itu sendirian, tiada
membantu pamanya untuk berdiri. Perlahan-lahan
tobat napa." Sambil me
g ke angkasa,
lah." Raka merasa tidak ada guna
*
terlebih dahulu di hadapan komputer canggihnya. Ia menyalahkan komputernya, ketika komputer canggih tersebut menyalah, Raka d
mu harus bayar hutang
mengetik di atas keyboard
n tenang aja lu, t
tiba-tiba suara nada pesan berbunyi. Jeny
ng apa nggak itu urusan kamu, jang
i pesan tersebut. Ia memutuska
mental yang besar. Ia pun berdiri dan mengarah keranjang tidurnya. Melihat ranjang
, kerja aja nggak ada." Kata Raka sa
kerasnya karena pikiranya sudah
rkan. Untuk meringankan beban pikirany
*
uan di atas dahan, karena pepohonan hanya tinggal cerita. Dari
, Raka bertekat untuk mencari sebuah pekerjaan. Tapi sebulum ia berangkat mencari pe
ke belakang rumahnya. Di belakang rumahnya terdapat ber
ancuran." Raka sambil mel
ajunya dan bergegas mem
at yang ia ciptakan sendiri, keringatn
a sendiri. Dengan alat beladiri yang lumayan canggih itu, ia pula bisa menerima pelajaran-pelajaran baru te
is action, luar negeri maupun dalam negeri, seperti Jecki Chan, Jet Li, Eko Uwais, Yayan Ruhyan dan
da serangan dari belakangnya. Raka yang mempunyai insting yang tinggi, ia merasakan a
Pamanya menyerang Raka bermaksut untuk menguji ke
aman semakin j
ali ini." Susul kembali pamanya
anya lagi. Serangan demi serangan dilontarkan paman Herri, Raka tidak mau
m bidang beladiri. Walau pun ia sudah tidak muda lagi, a
di bawah pamanya, ahirnya ia dikunci oleh pamanya. Kali ini
tua. Ah udah, paman mau berangkat kerja." K
h adja napa, dari pada malam-malam
lo banyak yang nganggur, kan kasian." Jawab
n Raka sambil menggel
, karena ia pernah merasakan sakitnya di dustai seorang wanita,
irinya. Ia merasa kecewa dengan kemampuanya sendiri, kenapa ia bisa ka
an, jotos kiri, tendang kanan, tendang kir
g." Suara nada d
da di atas meja di belakang Raka, membuat
dan mengangkat handphoneya. Nampak
mau berbicara ia lang
preman cari kamu." Suara dari
kin penasaran dan takut akan terjadi apa-apa terhadap Jony dan anak-anak.