Business Married
ng handphonenya. Ia berjingkat kaget membuka mata dengan paksa, terasa pedih ka
kemudian membalikannya, mematikan dering. Sesaat membaea ketenangan kembali,
t, terjaga dan mau tak mau melihat handphonenya. Siapa yang cukup merasa terhormat men
an. Zen mengerut kening, hanya beberapa orang saja yang mengetahui nomer pribad
rau. "Loe nggak liat
engar suara datar dingin yang dari nadanya sudah terdengar ia
annya menunjukan kode negara yang sama dengannya saat ini. Menandakan si penelpon berada
ang, temui gu
menyadarkan diri, "
rintahin anak buah Evon buat seret loe kemari." Komunikasi b
epan sesuai rencananya dulu. Arizo kembali lebih cepat, pertanda ada sesuatu yang begitu mendesak atau hal besar terjadi. Zen menduga masalah apa yang membu
bahkan ketika ia sudah sampai di depan ruang
pintu. Pakaiannya serba hitam membuatnya semakin terlihat garang. Zen mema
alah menduga, jika Evon telah k
berujar dengan suara baritonnya. Zen menepu
ri tempatnya berdiri, pria itu dari belakang sangat mirip dengan Arizo, posturnya dan penampakan punggungnya yang kuat,
u mahir menggunakannya. Zen terkejut melihat sosok itu memang Arizo yang ia
n tatapan tajam. Zen masih melihat Arizo yang dulu, pria temperamen dengan wajah di
pa di kur
n masih tak mempercayainya, ia memandang Arizo, mencari celah dimana Arizo sekiranya sedang melakukan p
erjadi sama
danya yang ia kendalikan secara otomatis dengan jari
" Arizo menj
, "Loe kecelakaan? kapan ?
tenang, "Gak penti
nya, tak percaya mendengar ucapan Arizo. Ia memang terlihat bisa menerima keadaanya, ta
fas sambil memijit jidatnya, nam
g harus gue bilang sama loe
s kursi rodanya Arizo terlihat seperti membawa tahtanya kemana-mana. Arizo tak begitu terpengaruh dengan
n?" Zen mulai berusaha tenang menerima. Arizo me
karena Yudha berusaha mem
dha?" Nama itu sudah lama sekali tak terdengar, bahkan jar
t gue kecelakaan, sayangnya dia nggak cuk
ia mendengar masalah baru. Arizo dan Yudha sudah menjadi musuh sejak lama, s
unuh loe? Atau itu cum
inkan gue tiada, selain
reka masih darah daging, meski memang dulu perlakuan Yudha sebagai ayah meman
jar Arizo tanpa menunggu respon Ze
epan dada. "Jadi, itu alasan Yudha membu
mata tajam, "Ya." Nada suara t
ru
biarkan itu." Arizo seperti sosoknya yang dulu, tetap ambisius tak ingin dik
pa renc
ebuah rencana besar. Zen tak pernah bisa menebak isi kepala Arizo meski telah dua puluh tah
kata Arizo merapal. Dalam benak Zen langsung muncul bayan
a adik loe, apa
an merebut perusah
tubuhnya melihat kearah Arizo
asih hidup, Yudha juga tidak bisa menuntut apa
mbil menggeleng pelan, "Yudh
terlihat meragu sebentar. Zen menaikan al
mengejar. Arizo
Giantara," kata Arizo. Zen mendengus pelan, ia meman
ak terima, namun ia tak berkomentar, hanya melenguh kecil. Ze
l diam, dia akan mu
pan Arizo dengan
e rencanakan? Yudha sudah kalah, k
ah gue udah bilang kalau
akan dia
esuatu, Arizo menggerakan kursi rodanya menuju meja kerja. Arizo menunduk sebentar, membuka salah satu laci dan men
an Yudha tun
n pandangan penuh tanya. Zen menarik isinya, sebuah lipatan
ander Giantara dan Wirayudha Pratama. Hasil kecocokan DNA diantara merek
dnya g
ndung Yudha, yang berarti
nyak informasi, mungkin karena masih pagi. Ia tak mungkin salah membaca, bagaimana setelah
k b
sia besar
h tahu se
pan tahun, gue selalu menanyakan kenapa Yudha selalu bersikap bur
a, kakek loe sudah mewariskan p
gnya, makanya Yudha ingin merebut harta
Arizo. Zen menarik nafas masih berusaha tenan
ski sebenarnya warisan itu tidak sah karen
gue besar dan tumbuh untuk dipersiapkan mewarisi Giantara,
ifatnya yang begitu identik dengan Arizo yang ia kenal. Keada
iambang kemenangan saat ini, ketika d
nyerah begitu saja. "Itulah mengapa, Aileen h
pa jadi Aileen
ris utama. Aileen belum mahir memimpin perusahaan. Yudha akan maj
yang diperebutkan Yudha dan Arizo adalah kepemilikan Giantara Empire yang kini assetnya nyaris menyamai satu kota dalam
ngaruh kalian pada Aileen? Pada
een bisa berfikir logis, dia tah
di mata Arizo. Tak terbantahkan dan tak mau dikalahkan. Zen
kut campur, Riz.
jadi orang penti
aham, "Ke
n memberikan Giantara ke Yudha, atau loe suport gue agar t
au kasih gue jabatan tinggi
menjadi tanggungjawab Arizo selama ia memimpin dari luar negeri. Posisi setinggi apa yang mau ia berikan. B
gue m
menandakan ia telah mempersiapkan sebuah senja
arusnya loe paham, dimana gue se
membantah. Zen mengangguk-angguk pasrah, tak mung
ara, tapi kalau bukti dua puluh tahun itu bocor, tidakkah hidup
nyadari hal itu. Arizo tersenyum l
meyakinkan. Zen tak perlu menjawab, seola
Apa yang haru
us menikah sama A
H
*