Narasi luka
tia duduk di halte bis depan sekolah menunggu taksi lewat. Handphone-nya juga lowbat jadi i
yang di carinya tak kunjung datang. Tiba-tiba ada sebuah m
full face-nya. "Hai cantik," u
lihat siapa di balik kaca helm idari motornya dan mendekat ke arah Alana, d
ut ?" tanya laki-laki itu sambi
gue!" Tubuh Alana sudah gemetar,
seneng-seneng kok." Laki-laki itu se
lana di buat semakin takut,
ang." Ia mencoba menyentuh pipi Alana,
i ya," ucapnya sambil m
erbalik badan dan berlari menuju sebuah gang kecil di dekat sana
." Dengan mudah, ia sudah menc
eraman laki-laki itu pada tangannya, namun energi yan
mendorong tubuh Alana dengan keras sampai terbentur se
encoba memberontak dengan mendorong dada laki-laki itu, na
l
anas dan memerah karna bekas tangan laki-laki itu . Saat laki-laki itu ingin memegang pipi Alana, dengan
ma milik g
! Hiks!" tangis Alana, dengaknya, membuat dua kancing dari bajunya copot. ia semakin mendekatkan wajahnya pada Alana, kini sudah tak
/
. Reyhan melirik ke arah jam yang melingkar pada pergelangan tangan, keningnya berkerut saat jarum jam menunjukkan p
saja ia teguk habis isinya dan dengan cepat
tak bisa Reyhan pulang awal di saat ang
pat dan lalu berlari kec
di sana, tatapannya lalu terarah pada tas ransel yang ter
" Bersama dengan itu, Reyhan mendengar sebuah
rnya ia memilih berjalan m
yhan, saat melihat a
ah baju laki-laki itu dan melayangk
u
i, saat laki-laki urakan itu sudah t
u kalah, laki-laki itu bangun dan mengusap dengan
u
elemparkan satu puku
r beberapa langkah ke belakang, sungguh
beberapa kali lelaki itu sudah tersungkur kewalahan
p laki-laki itu dengan napas yang sudah tersendat-se
ketakutan. Di pegangnya bahu Alana, Reyhan bisa merakan?"tanya Re
na pelan dan Reyhan tersedak kaget melihat rasa ketakut
am dekapannya, ia tahu Alana masih s
a membalas pelukan dari Reyhan, gadis itu menan
inya rasakan saat ini, rasa yang telah lama ia rindukan yaitu nyaman. Jantungnya berpacu dua k
mengambil Hoodie dalam tasnya dan memakainya pada Alana. Awalnya gadis itu menolak,
an terangkat menyentuh pipi Alana
erangah dan membiarkannya, pipinya seketika memanas rasa itu mula
tadi?" tanya R
ggeleng.
" Alana hanya mengangguk pasrah, keduanya lalu berjalan ke arah halte. Selama perjalanan keduanya sama
/
ah Alana, dari sela gerbang ia bisa melihat seorang w
cerita, Lo bisa temui gue kapan aja. Sekarang kita udah sali
mit Reyhan lalu mem
nya, suara dari seseorang yang berada
ang terlambat bersama seorang laki-laki!
mendengar sang mama menghinanya jalang. Apa m
k ada ta
alasan
l
aja masih memerah, sekarang di tamba
g pipinya yang memerah itu, air matanya
kamu pantas me
lah Lala, kenapa Mama sela
ial!! Anak yang menghancurkan semuanya!!! Sudah untung
ahi Alana, Bianca turun dari kama
" ucap Bianca kembali
embawa sial seperti kamu! Sampai kamu berani
mulai dingin." Bianca memegang
g masih berdiri di sana. "Ini belum sebe
tarkan Amara selalu berhasil membuat dirinya hancur. Kakiny
hidupku semenyedihkan
lik jendela lalu mendekat, merangkul gadis
rjalan ke arah balkon kamarnya, gadis i
s panjang, ia sangat ri
tanya, Alana membiarkan tubuhnya
e
ngalir di hidungnya. Alana memb
ucapny
m kamarnya dan mendekat ke nakas untu
ngan tisu, pada lembar tisu ke tiga, darah itu berhenti. Ala