My Husband Mr. Arrogant
erani menggan
terdengar bunyi ponsel miliknya. Lain halnya Gama yang terli
aku berterima kasih padamu." Liana berucap
menutup kedua matanya dan segera berbalik menghadap tembok. Ag
ia
Liana karena diabaikan. Dengan gerakan cepat, Gama sege
apas hangatnya menerpa leher jenjang Liana. Lihat saja, sampai kapan gadis tawanannya itu bertahan dari sandiwara yang dibuatnya. Ia pikir diriny
melahap bibir ranum Liana dengan kasar. Pada akhirnya Liana menyerah saat merasakan hampir kehabisan napas. Bola mata jernihnya menatap Gama, jemari mungilnya bergerak memukul dada bidang Gama yang terekspo
erlahan kembali tertutup. Buliran kristal mulai mengalir di kedua pipi putih nan mul
rmulaan." Gama menjauhkan tubuhnya dari Liana. Sebelum ben
kau akan ikut bersamaku
ri kamar, Liana mulai terisak. Kembali ia me
a baik-baik saja. Bagaimana bisa ibunya sehat, saat putri kesayangannya menghilang begitu saja. N
uah perayaan. Gama sengaja mengajak gadis itu karena di pesta nanti, merupakan b
ulusnya. Tak lupa topeng yang menutupi mata hingga pangkal hidung
lnya menarik turun gaun yang ia pakai. Ia tak nyama
!" benta
rjalanan. Sepanjang jalan, Liana tak bi
using melihat tubuh jelekmu itu teru
apnya sinis, jiwa barbar Liana j
itu memang mudah tersulut emosi jika sedang kesal. Bahkan saat in
tersenyum miring. Pria itu mengik
ana saat ini? Tentu saja gadis itu kikuk dengan kedua pipi merona. Di hadapan Gama, Liana seperti tak memili
k Liana. Gama menjauh sesuai
i di bibirnya. Entah apa yang ia rencanakan di pesta beberapa jam lagi. Yang pasti, semua telah ia rencanakan sedemikian rupa terkhusus unt
aan. Liana merasa tak nyaman lantaran pesta kali ini sangat berbeda dengan pesta yang biasa ia hadiri. Di sini, t
kan aku minum
gus sebal. Bola mata jernihnya memandang s
Liana yang langsung menciptakan seu
Hal itu membuat bulu kuduk Liana merinding. Ekspresi Gama saat ini
ahkan ada yang dengan terang-terangan berciuman, juga berlaku tak senonoh. Herannya, wanita-wanita itu justru terlihat sangat santai. Sementara Gama, pria itu kini tengah berbincan
malam, Tu
nya bertabrakan dengan mata
dis yang telah berhasil menarik perhatia
ita bertemu di sini. Bagaiman
, aku ingin membahas perihal tawaran yang kau ajukan padaku." Gama mempersilakan wani
a Gama menerima tawarannya untuk memakai pelayanan hotel tempatnya bekerja, tentu saja ia akan mendapat tips yang sa
gan gelas di tangannya yang menampung cairan berwarna jingga. Liana terdiam di posisinya. Ia terus memperhatikan interaksi antara Gama dan Dewi, pacar kakaknya. Ingin ras
dari Gama. Apa mungkin pria itu menyukai Dewi? Tidak, tidak akan i
a usahanya gagal. Terlihat bagaimana kini Dewi memandang ke arahnya tanpa henti. Saat itu Dewi memang telah
ajahmu? Em, maaf ... maksudku, suaramu begitu mi
kspresi Gama yang biasa saja. Bisa-bisanya pria itu terlihat rilex saat dirinya hampir diketahu
lan ke arahnya. Namun, detik berikutnya Liana dapat bernapas lega saat sedang sen
tak akan mungkin mengenal wanita berkasta rendah sepertinya." Gama sekilas melirik Lia
iparnya itu berada di klub malam, bukannya ia adalah seorang gadis baik-baik? Ah, mungkin yang melatar belakanginya adalah pekerjaan. Ia tak ingin berpikir buruk pada Dewi. Permasalahannya sekarang, ia khawatir, Dewi termaka
yang ia lakukan saat ini justru akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Terlihat bagaimana kini tatapan pria yang sebagian mulai kehilangan kesadaran me
Nona C
dirinya pada Liana, tetapi Liana tak meresponsnya. Masa lalu yang pernah ia alami benar
leh Liana. Detik berikutnya, Liana berteriak tatkala tangan
aku!" je
mu. Sepertinya, di atas ranjang kau akan lebih ganas, Cantik." La
yaring. Terlebih, orang yang berada di dekatnya acuh tak acuh melihat di
Sayang. Apa kau belum m
rucap lirih, mencoba bersimpatik pada pria di hadapannya. Namun,
pelayanan dari wanita tersegel. Bahkan istriku sendiri pun
di hadapannya ini malah menceritakan aib
." Liana memohon dengan sangat p
ey?" sahutnya. Liana semakin ketakutan saat pria itu dengan lancang meraba tubuhnya. Dengan kekuatan penuh, Liana mendorong pria tadi dan m
a itu menaikkan keningnya, menatap pada wajah pucat Liana, sebelum akhi
ku, kami sedang bertengkar. Berikan dia pad
bibir Gama tertarik mengukir senyum penuh makn
itu? Baiklah,
a lengan kekar Gama semakin mengerat. Untuk pertama ka
enarik Liana dari sampingnya dan langsung mendor
amanya, Bung." Lelaki tadi
saat merasa tubuhnya ditarik oleh
ngg
tadi. Liana tersenyum, ia berharap Gama akan m
u ingin menikmatinya, bayar
e
li pria itu berkata demikian. Mengatakannya ba
, Bung. Aku akan membayarnya berapa pun," ucap pria
a menarik keras gaun tanpa lengan yang dipakai Liana, hingga bagian punggung dan dadanya terobek begitu
kan ini padaku." Liana
melihat penderitaan Liana saat ini. Bola mata Liana yang diliputi ketakutan mengin
inya." Gama bersikap tak peduli dengan pe
kan melakukan apa pun untukm
enyum miring. Apakah gadis di hadapan
kau tepati. Aku tidak berminat bernegosiasi lagi de
sejak tadi dirinya menyebut nama Gama. Padahal, sudah jelas pria di hadapannya tak
yang membuangmu," ucap Gama pada akhirnya. Liana tertegun mendenga
, Liana?"
n memakan waktu lama, atau menjadi santapan semalam oleh pria
? Bahkan harga dirimu tidak ada
engan emosi yang menggebu, Liana langsung memutar tubuhnya hendak menghampiri pri
a itu daripada menjadi pemuas nafsumu
rbisik demikian. Pria itu memberi isyarat kepada bodygu