icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Terjerat Cinta Sang Mafia Obsesif Darah

Bab 3 Tidak tahan lagi!

Jumlah Kata:1063    |    Dirilis Pada: 23/06/2022

tugas yang menumpuk. Gin kebetulan lewat disampingnya

emberikan tugas kepada karyawan lain yaitu Fudo, orang yang sangat teladan

as Fudo menundu

anpa melirik Minori, dan dia tam

i tertunduk lemas dan lega, tiba-tiba saja Sirvi menghampirinya. "Ap

yum cengir dan menaruh anak rambutnya ketelinga seolah salah tingkah. Minori mencoba me

. "Baiklah akan kurahasiakan!" bisik

oti isi kacang?" tawarnya kepada karyawan lain. Fudo maju mengam

engan tampilan Menor bernama Gina

ti kacang!" ungkapnya, lalu duduk dibangku tempat kerjanya, ia mengedipkan matanya ke Minori. "Tidak pe

irkan dari tadi hanya roti isi kacang," gum

, untungnya ia membawa payung, dan mulai berjalan kesisi jalan. Saat menunggu bus datang ia melihat mobil Gin di parkir disi

ata. "Aku naik bus saja, tapi kalau kau memaksa sih!" Minori hanya berala

"Hmm Sudah lama ya, kau ti

nya, kau juga sama!" bal

tika bertemu diluar kantor, karena Gin adala

masuk mau meminta tolong,"

ntaku mengantri membeli Miniatur pada waktu i

at orang tidak sengaja menabrak tubuhnya hingga terjatuh kekubah air yang berlumpur. Minori menemui Gin dengan wajah berlumur

n tawanya. "Baiklah, aku tidak akan bercanda lag

kuan, dia ingat adiknya Gin orang

langi dia ketempat perjudian! Yang artinya kau harus mengik

a pecandu judi, ia tidak mau punya masalah dengan orang seperti itu. Minori menatap Gin dengan ekspres

in mencegatnya dengan mengatakan. "Aku akan

engan uangmu!" timpalnya yang

t dari gajimu?" negosiasinya

k boleh menarik kata-katamu lagi!" ucap Minori semangat

idak tergoda dengan uangku

pintu mobil dengan mengklik tombol kunc

engarnya. "Bukannya kau akan memberiku t

icara seperti itu!"

pai persimpangan yang dekat restoran

dak, aku sibuk! tolong segera keluar!" pungka

asaan kesal, ia membanting pintu mobil. "Wajah saja tam

umam-man itu. "Apa kau sedang

na berani." Minori langsung m

an mulai mengendarai mobilnya. Ia juga menatap jauh Min

berharap bahwa lelaki yang ada dirumahnya telah pergi. "Sungguh hari yang melelahkan," keluhnya semba

juga kamar mandi. Namun tidak tampak batang hidung Keiji disa

rgi juga!" Minori berlari segera mengunci rapat-rapat pintunya. "Sekarang aku bisa tidur dengan

ea

tersebut berasal, yang ternyata ada dilemari. Deng

TES

san keringat. "Suasana seperti apa ini?" tanya batin-nya was-was. Nyalinya menjadi ciut seketika. Ia berhenti, tidak sanggup melangk

UA

n putih dan rambut acak-acakan, dibawah matanya hitam seperti arang. "H

UK

ori lemas ter

ia berjalan menghampiri Minori yang sedang tidak sadarkan diri, ia menowel-nowel pipi Minori mencoba membangunkannya, teta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka