Axel menghentikan mobilnya di depan gedung StarLight. Ia pun menoleh ke arah Mel yang sedari tadi hanya terdiam.

"Kenapa? Kok diem aja sih dari tadi," ujar Axel sambil menyentuh pipi Mel. Reflek Mel pun menjauhkan diri sambil melayangkan lirikan tajam.

"Jangan macem-macem ya loe?! Cepetan buka pintunya. Gue mau keluar!" balas Mel dengan nada tinggi.

"Oke," timpal Axel. Tanpa basa-basi ia pun segera membuka kunci pintu mobil samping Mel duduk menggunakan central lock di pintu mobil sampingnya. Mel pun cepat-cepat keluar setelahnya.

Blak!

Sengaja ia membanting pintu mobil Axel dengan cukup keras untuk menunjukkan betapa kesalnya dia saat ini. Sebelum masuk menatap wajah Axel dengan penuh kebencian. Sementara Axel membalas tatapannya dengan sorot mata teduh penuh cinta. Mel pun semakin geram sendiri. Karena tiba-tiba jantungnya berdetak kencang tak karuan.

'Aduh. Kenapa gue jadi begini? Ingat, Mel. Jangan lemah. Jangan lemah,' batinnya sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Setelah itu Mel menghentakkan kakinya lalu balik badan untuk segera berlalu. Axel pun tersenyum sekilas melihat hal itu.