Cinta Tuan Muda Mars
ra. Namun, kali ini dia mengatakan beberapa informasi pribadinya. "Aku tahu ini ti
lah sebuah permainan bisnis? Lalu ketika merasa pernikahan itu sudah tak lagi cocok untuk dirinya akan ditinggalkan begitu saja. Bu
esaknya' untuk menikah dengannya di hari perte
pa pengawal mendekat untuk menghalau Venus. Mars memberikan kode kepada mereka untuk tidak perlu melakukan apa pu
ya. Apalagi berlalu begitu saja. Mars kali ini memberikan izin anak buahnya mengatakan itu. Alih-alih marah, dia hanya diam sembari menat
s fokus padanya. Berusaha mengendalikan emosinya yang tiba-tiba
rang? Menikah, kata itu bahkan terdengar seperti momok yang sangat menakutkan. Tentu, sebagai seorang perempuan normal dia memiliki keinginan untuk menikah. Tapi, t
menyerahkan dirinya begitu saja kepada lelaki tampan yang ada di
pertama saya melihat Anda. Saya rasa, terlalu berlebihan ketika Anda menculik
ompat dari sarannya. Tentu saja ini bukan rasa antusias, tapi sebuah rasa yang menyakitkan. "Saya... sungguh tidak bisa mela
angannya untuk memohon. Jika Mars adalah orang baik, maka lelaki itu akan mengabul
lah memberikannya keputusan final yang tidak bisa lagi dib
embantunya kecuali dirinya sendiri. Tidak seharusnya dia melemah. "Sungguh, saya tidak membutuhkan ini semua. Saya memiliki kehid
nus bukan suatu hal yang akan diabaikan oleh lelaki itu, tapi tentu saja untuk mengabulkannya bukanlah jaw
kepadamu." Raut wajah Venus terlihat sedik
dengan cepat. Bagaimanapun Venus sudah merancang hidupnya di masa depan dengan baik. Dan menikah belum masuk untuk da
istal yang memancar. Hidungnya kecil dan mancung, bibirnya seperti buah cherry yang begitu
s karena itu segera saja dia memecahkan bayangan Venus yang sedang aktif. "K
perasaan kesalnya kali ini. Tak terima dengan keputusan yang diberikan oleh Mars kepadanya, Venus menatap lelaki itu dengan tajam. "Hidup saya adalah saya yan
akan diam saja ketika kebebasannya sebentar lagi akan terenggut. Selama ini dia hidup dengan cara
tak ingin tertahan dengan kebodohan ini, Venus kembali meminta
enyergap ruangan, detik jam seolah seperti lonceng kematian. Kedua orang yang sedang saling tatap itu memp
ng tatap satu sama lain. Pikiran buruk memenuhi pikiran Venus dan ras
Venus yang sudah terasa dingin. Bahkan gadis itu sedikit bergetar karena rasa takut yang terasa
bisa melakukannya. Mars menggenggamnya dengan lembut namun terkesan kuat. Kaki Mars yang panjang melangkah pasti tapi tak buru-buru. Di bela
. Karena pada akhirnya dia bisa bertemu dengan Venus, lelaki itu akan memberikan segalanya untuk gadis itu.
*