KISAH YANG BELUM USAI
kamar kostan sempit di gang sempit letaknya, 5 menit aku berleha
rapan dan bersih-bersih rumah terlebih da
tu perusahaan yang bergerak dibidang entertainment ya b
a motor butut milikku yang aku beli bekas di sosial media untungnya yang jual
akaian dengan warna candy dan dibalut sebuah apron yang sedikit lusuh sebab tiap harinya selalu aku pak
seseorang aku p
denganku berjalan kearahku dengan
teriaknya penuh bahagia, aku m
ama ya kita n
sangat ingin melepas penat setelah bekerja namun aku ingat aku
ta yang awalnya menampakkan wajah penuh semangat ki
nggak mau kala
h dan sesaat berikutnya wajah kami langsung berubah pusat pasi, bagaimana tidak disana
cia bukan orang yang mudah untuk diajak bekerja sama apalagi ia terkena
t aku dan Dita langsung tertunduk takut dengan kedua tan
! NGGAK LIHAT WAKTU!!" Ber
apku dan Dita
mau saya
ni, hanya pekerjaan ini yang gajinya benar-benar pas buat aku yang hanya seorang tamatan SMA, apalagi di kota besar seperti in
, aku dan DIta pun segera pergi tak lupa sebelumnya kami berpam
ra berjalan menuju lift barang, kenapa aku tak memakai lift biasa sebab kami dilarang menggunaka
gan lainnya, dengan semangat membara aku melakukan bersih-bersih walau sungguh aku
wanita muda dengan rok di bawah lutut y
darinya, perlakuan seperti tadi tak hanya sekali aku dapatkan namun sudah tak terhitung rasanya. Awalnya a
telah disiapkan oleh kantor dan letaknya berada di paling belakang dan tersudut tentunya, temp
ng ikut beristirahat, ada yang makan, ada yang bergosip serta berbincang dan ada pula yang rehat sebab diruangan ini disediakan tempat untuk rehat sepasang ranjang tingkat yang diletakkan disudut
s yang aku anggap mereka masih memikirkan hak kenyamanan buat kami bahkan gaji yang ditawarkan
rjaku, kini tugasku adalah membersihkan ruangan y
i istirahat, ya setelah istirahat dan sebelum mulai bekerja ibu Leticia selalu memberi k
ut mengganggu, aku dan teman cleaning service lainnya memilih menunggu agak jauh dari tempat ruangan tersebut ya ala
rsatu keluar, aku melihat semuanya dan ada satu titik yang membuat se
penuh air mata, dan bodohnya itu keputusan k
. Aku sedikit minder jika harus bertemu dengannya sebab sekarang dia suda
ku pelan lalu aku segera keluar dari persembunyian saat melihat