Teman Virtual Menjadi Teman Hidup
an tajam yang di suguhkan gadis itu. Tapi dia terus saja me
m yang dia memiliki, tapi tetap saja nihil kar
embuatku penasara
panik karena Shasha terus saja mendesaknya agar mengatakan apa yang sebenarnya sedang dia lihat, "Huh,
n terbesarnya. Saat kekuatannya melemah air memang menjadi penolong untuknya.
ui seperti apa wujud arwah penasaran yang di maksud oleh sahabatnya itu. Shasha terus memegang kedua pundak gadis itu dan menyembunyikan diri di bal
apa tadi?" tanya
ang pengen masuk ke tu
it meragukan ucapan Cherry. Namun, di sisi lain Shasha percaya jika Cherry memang
amu!" sahut C
!" sahut Shasha
dikit tersinggung karena Shasha selalu meragukan ucapannya bahkan meledeknya
ja!" sahut Sh
amu suda
dong,
ai membaca mantra dan membuka mata gadis itu, hingga membuat Shasha berteriak kala melihat banyak makhluk halus yang berlalu lalang di kamarnya,
y agar mengembalikan dirinya seperti semula dan memeluk
i semula," teriak Shasha yang menunjuk ke setiap sudut ruang kamarnya, "P
i menantang sahabatnya yang keras kepala itu, "Nah, sekarang k
kutannya kala melihat makhluk-makhluk tak kasat mata yang berlalu lalang di kamarnya, "T
n tutup lagi
i membaca mantra, dalam hitungan ketiga Cherry pun selesai membacakan
yang bermain di kamarnya, bahkan membuat hari-harinya terganggu ka
amu bisa stres loh karena ingat terus sama makhluk yang bermain di kamar kamu," Cherr
dur, Sya. G
*
ertidur nyenyak di sebelahnya. Shasha memaksakan diri untuk duduk dan mengucek matanya dengan kedua tangan, d
sendiri, "Eh iya, semalam kan dia minta izin menginap di
itu beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka, sebe
g, tapi tetap saja gadis itu tak juga bangun dari tidurnya, hingga akhirnya dering yang ketujuh belas berha
omor yang tidak dia kenal. Gadis itu merasa terganggu dan tak hentinya
onsel tersebut kembali berdering dan kali ini Cherry memutuskan
i," sahut Cherry de
tampaknya lawan bicara Cherry merupakan seorang pria, "Sudah, sekar
g, SEKARANG!" titah pria itu
kelaparan!" rutuknya seraya me
, gadis itu memainkan jemarinya dengan lentik untuk mencari link yang sudah diki
i telinga?" Cherry masih saja bergelut dengan pemikirannya sendiri, mencoba mencari tahu tentan
n tebakannya dan mulai bergabung dengan teman virtualnya untu
meletakkan ponselnya di meja belajar dan menyanda
wajah Cherry yang masih kusam karena baru saja bangun dari tidurnya, "
ku sudah mandi!" s
ya masih kusut aja
ra pria songong itu. Ah, kenapa jadi kacau begini sih?" Cherry bermonolog, dia ber
ang menyentuh kedua pu
g sudah berdiri di depannya, gadis itu melotot ke
g menyala, terlihat Azam sedang menggeleng heran saat melihat tingkah lakunya. Dengan
ghentikan zoom, ada
yang menatap sahabatnya itu dengan raut wajah bingung, "Malu banget
kapan berakhir? Kan kamu bi
i semua karena aku telat bangun tidur," sahut Cherry yang meny
kenapa harus bingung sih, kamu kan punya kekuatan,
semakin cantik dan kembali menormalkan waktu, walau tak dapat mengubah keadaan yang sebelumnya. Dimana dia sedang membuat kesalah
di dulu? Kok terlihat berbeda kamu lebih cantik d
begitu, Kak. Pasti ada ma
gitu dong. Aku be
pojok kiri di ponselnya, "Dia seorang pria yang memakai kemeja cokelat,
sengaja Cheery melontarkan p
u peserta zoom dan dia menemukan keberadaan Devan. Sa
ri dari layar, Ka