Ratu Tak Akan Jadi Babu
embawa semangkuk bubur beserta teh hangat untuk Mas Azka, ku ba
aku lembut, Mas Azka tersenyum lalu mencob
rti ini. Saat sakit pun keluarganya tak ada yang mencoba melihat da
Azka lemah, ia menolak bubur ya
h bukan karena merasa lemah, tapi aku sedih karena merasakan penderitaan suamiku selama ini, terbayangkan bagaimana kond
teh hangat dan memintanya untuk meminum obat yang suda
r aja," ucapku lembut, aku kembali meletakkan handu
engan cepat dan membawa mangkuk dan gelas untuk ku cuci, tapi alangkah terkejutnya aku ketika melihat wastafel tempat cuci piring sudah penuh dengan piring dan gelas bekas makan sian
lagi-lagi menambah piring kotor di tumpukk
an bisa kerja lagi ngumpulin duit buat pindah rumah," jawabku sin
Ra," sahut Ayu yang datang dan me
si, aku menatapnya tajam, dia hampir saja melayangkan tanga
yesel dan merutuki semuanya seumur hidupmu," kuhempaskan tangannya dengan kas
tak terima, dan untuk beribu kalinya mereka lagi-lagi mengungkit masal
sudah selesai mencuci mangkuk dan gelas bek
per hari pun beres. Aku rasa kalian gak dirugikan dengan adanya kami disi
melanjutkan cucian piring kotor y
ucap Ibu, ia mencengkram tanganku dengan keras
gadis ibu yang mengerjakan. Ayra capek mau istirahat," jawabku datar, Ibu dan Ayu nampa
kamu, kenapa aku yang harus n
apa seolah-olah aku yang gaji kalian? Sorry ya. Mulai sekarang kita kerjakan semuanya masing-masing. Kalau kamu protes mulai bulan ini, ki
Ibunya, aku mengabaikannya dan memilih untuk memijit tang
*
anku. Rupanya aku tertidur tepat d
n lama aku tertidur. Rasanya nyenyak sekali. Sudah la
ku lembut, aku memegang dahinya dan memer
as," jawabku kesal, selalu saja merasa kuat padah
gerawat Mas ya," ucapnya lemah, terlihat ketu
kewajiban Ayra ngerawat dan
n tulus oleh orang yang disayang," jawab Mas Azka, ia meng
dug..
igedor membua
alau bukan Ib
, setelah meletakkan handuk basah di kepal
dup di luar sana, silahkan keluar dari rumah ini," ucap Ibu yang datang dengan emosi menggebu-gebu, sedikit kaget ra
pelan, lalu ters
Aku melayangkan tatapan
lu kembali masuk ke kamar dan mengambil beberapa bukti tagihan
n aku tersenyum dan meyakinkanny
ah ini," ucapku santai sembari menyodorkan
dua juta tiap bulan, belum nota sayuran, ikan, beras, dan bahan
Ku biarkan mereka diam mematung di depan kamarku, aku masuk dan
ah sama keluarga di rumah ini," ucap Mas Azka sedih, ia menar
harga diri Mas," ucapku yakin seraya menggenggam tangannya, aku tahu Mas Azka selama ini diam karena masih menghargai
s, aku mengangguk dan kembali
u penuh harap, Mas Azka terse