All This About You
Salah Hanya
min, untuk kita bis
, kita enggak ada yang tau, siapa
hij
g salah, hanya a
*
eriak Bunda sambil me
i tempat tidur membuka pintu. "Undangan dari
, untuk enggak pacaran!" Omel Bunda s
tiada, kini kami hanya tinggal berdua. Kesalahan yang kubuat
daku," Kucium kening Bunda dan segera masuk kamar
akit, karena ia 'tak menepati janjinya, lega kar
ang salah. Semoga luka ini, menjadi penggugur dosa hamba." Kuelus dada
o romantis dengan pacarnya. Iya, aku emang pacaran dulu, tapi kami gak pernah foto-foto romantis begitu. Kami pacaran, tapi dengan kedok pacaran s
npa foto profil, yang isi story-nya berbeda dengan yang lain
nilah nyatanya. Bahwa cinta y
agus banget qoutes-nya. Tanganku
-nya. Semoga berbuah paha
edor-gedor pintu kamarku. Yang membuat
ku dan bangkit membuka pintu. Yang seb
ngan kesal saat t
mantan mu," godanya samb
membeli skincare, karena harganya yang cukup mahal, jadi kami memutuskan untuk bagi dua. Iya skincare bagi dua, jadi setiap mau pakai, aku harus ke ru
yaku saat melihatnya yang t
dengan kerjaannya itu, membuatku
inya. "Aku nyari sabun cuci wajah kita yang hanyut." lanjutnya d
atir, takut, dan panik itu. Iya, sabun pencuci wa
," ucapnya d
tku dan lanjut ketawa, aku gak bisa
mu gak marah
kalau
n. Kamu gak
-baik. Mencoba menahan d
gar wanita ini bisa mencerna perkataan ku dengan ba
seketika karena baru s
. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepala, ga
ang lelaki tetangga kami ju
," sahutku kaget dengan kedat
k ketawa-ketawa?" tan
eran dong? Ah, malunya aku. Aku
tanpa pikir panjang. Asal banget kalau ngomong. Tuh 'kan waja
a terlupa. Masih melekat
," sahu
walaupun udah mantan, har
u malas melad
, yang sebelumnya, ia colek lagi daguku.
rutuku sambil memegang daguk
angan ini suka mikirin dia, yang udah pasti gak mikirin aku. Ah, iya, aku baru ingat, tadi
etap saja, hasil nihil, aku gak dapat story dia la
ti bisa ketemu l
apa. Ah, entalah, belakangan ini, aku hanya ingin sendiri, makanya Bunda gak
*
ihat mantanku tengah akad, yang
apa yang tengah aku lakukan. "Bukankah, tadi Kamu udah ja
yang aku rasakan," rengekku. Aku gak
engan bingung. "Setidaknya, Kamu j
ah, tapi aku beneran ga
Aku hamil, ini anakmu," lirihku
kkk
mparku. Aku terus menatap Bunda dengan mata yang memanas, tampak raut wajah Bund
gah aku rasa 'kan. Langsung kupeluk tubuhnya, menangis sekuatku.
terdengar suara orang
sa, b
dari tidurku, tampak wa
angis?" ta
semua mimpi," u
a yang harus aku jawab. Gak
u tidur baca doa," omel
ega, ketika mel
illah," u
atur napas. Bisa-bisanya aku mimpiin dia.
mimpiku. "Jangan sampai ini ja
*
ya Aisyah dengan
u, kesel bange
goda Aisyah,
senyum kuda, yang mas
ya. Yang manis dong,
Jangan dikura
udah, ayo
syah sambil berdoa dalam hati, s
membuang napas beratku
-. Kulihat, dia tampak bahagia, tanpa merasa ber
gkan kepala, jangan sampai ak
masuk geng teman sekolah kami. "Sin
kulangkahkan k
an," goda te
akan diejek. Aku sanga
anisa, ayo kita beri kadonya," aj
n perasaanku. Aku tersenyum k
ku kepada istri Iqb
lu," taw
ahut Aisyah, yang membuatku m
stri Iqbal. Ah, istriny
hut Aisyah dan
l dan menganggukkan kepala di depan Iqbal
u!" teriakku s
" sah
asih
anyanya so
ang," godaku
Kamu. Sekalipun, Kamu hanya diam," A
Kamu," rengekku melepas
s," e
kup banyak yang menghilang di hidupk
sambil menggapai
pnya dan berlari
i!" teriakku dan
ri sambil melih
was!" teri
brak Aisyah sampai dia t
u lari mengh
menghampiri dan orang yan
pintaku, aku terus menetap Aisyah
ku menggelengkan kepala, aku
ngkuanku, dengan badan yang sudah bergetar, ku
orokkan. "Kamu ... akan ... mendapatkan ... yang ...
mat syahadad. Tangisku pecah, sudah tak tertahankan lagi. Me
*