Segitiga Penguasa - Sudut Pertama
milik Kaskar ternyata meleset dari sasaran. Senjata
t gada besi besar itu menghantam bagian wajah, Kaskar sudah tersungkur ja
, Marca, telah berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Berdiri dengan gagah sambil memegangi katapel kayu.
ya Soma. Ia tengah berusa
melirik sahabatnya itu dengan tatapan sinis
Soma memilih untuk bangkit dengan usahanya send
ntak mengernyit. "Menja
eduli. Ia tetap berada di samping Marca dengan pandangan lurus ke depan.
tian," Marca berdecak tak percaya sambil menggelengkan kepala. "Di
satu-satunya barang peninggalan Ayahku." Soma tertegun, ada sesuatu hal penting yang baru saja ia sadari.
peliharaanmu?" Marca bertanya sambil menutup hidung. Ia benar-benar tak sanggup me
ia menjadi kuat, dan bisa bertahan hidup lebih lama. Setidaknya sampai tubuhnya pas kujadikan makanan,"
itu kembali, maka hari ini benar-benar akan m
kesialanku juga. Seharusnya aku tak turun kemari. Seharusnya ak
belakang, menunjuk pohon besar di dekatnya. "Dan kau tidak membantuku sejak aku hampir
ernyata penciumanmu itu normal? Kukira kau tak bisa mencium bau busuk ya
ngencang. "Dasar! K
t ke arah depan. Memasang kuda-kuda. Berusaha menghalau
an untuk Kaskar. Menggunakan satu sikunya di depan, Kaskar menubruk Marca dengan
ke arah Marca. "Kau t
menahan rasa nyeri. "Sepertinya kita bukanlah
ku belum menem
sudah gila? Percuma. Jika kau terus berada di sini, kau mungk
umahku ini adalah tempat untuk berdiskusi me
sedang berbicara serius!"
ar-benar sudah bosan hidup! Sekarang juga akan kubunuh kalian!"
g Tua itu menyerang kita l
kut berseru. Sekuat tenaga,
pat untuk menghindar. Telak, gantian ia yang terkena
arah Marca. Dengan gesit ia kembali melakukan pergerakan. Dalam hitungan
ng, Kaskar tersenyum puas. Penuh kemenangan. Ia lalu menebarkan pandangan, melihat sekeliling, me
bergumam sambil memutar badan, melemparkan pandangan bergantian ke arah
sakitan di posisi mereka masing-masing. Kedua
tian. Sejenak, ayunan kaki dan gada besinya tertunda. Kaskar memandangi lekat-lekat senjata andalan yang saat ini kembali tergenggam erat di tangan kanannya. Tak akan lagi senjata kesayanga
rteriak kencang. Tertatih, ia sendiri masih
tubuhnya. Lagi-lagi, Soma terjerembap kasar ke tanah. Rasa linu bercampur nyeri memb
tanduk. Hanya tinggal menunggu waktu, gada besi miliknya akan men
mping, Marca melompat, mengirimkan tendangan.
wanku," kata Kaskar sambil membalikkan tubuh ke arah Marca. Denga
sahanya sia-sia. Ayunan gada besi milik Kaskar telak mengenai dirinya. Mengh
an suara bergetar. Rasa linu
da Soma. "Kau akan mati lebih dulu." G
engan pasrah Soma menutup mata. Degu
ya bergerak cepat, mencomot sebuah kerikil kecil yang langsung ia tempatkan di alas ketape
n gada besi milik Kaskar itu pun sedikit bergeser. Tak lagi menghunjam ke sasara
yang diemban. Kali ini telinga kiri Kaskar yang menjadi sasaran peluru
ah Kaskar sudah tak bisa lagi dibendung. Ia bangkit dengan tergesa, me
tenaga Soma berusaha bangkit dengan tergesa. Akan tetapi, rasa linu dan nyeri membuatnya sungguh tak be
ekelebat cahaya menyilaukan rapat menutup penglihatan Soma. Cahaya
annya. Setelah cahaya terang itu menghilang, dan penglihatannya mulai menjelas, Soma
rdiri kaku tanpa pergerakan berarti. Kedua matanya membundar
an. Di tempat itu, tak ada siapa pun selain mereka berempat. Ia pun
ialan itu? Tetapi dengan cara apa? Kekuatan macam apa yang Marca sembunyikan dariku? Dengan cepat, Soma me
gsung terasa. Aneh, rasa sakit di tubuhku menghilang. Bagaimana bisa? Soma kembali memutar bola mata.
oma berusaha keras untuk menyadarkan Marca, namun usahanya sama sekali t
dentuman keras spontan bereaksi. Mereka saling tatap. Berharap akan ada seseorang di
kecil bersuara. "Biar aku yang kembali ke sana." Sembari menutup hidu
l tindakan. Ia sadar betul, situasi semakin tak menguntungkan
rkesiap ketika melihat keberadaan Marca dan Soma. Lekas-lekas ia melihat
tersumbat, suara lelaki itu pun sama sekali tak jelas terdengar. Berdecit. Sadar akan hal
lakukan?" pemuda itu mengulangi teriaknya
a itu dengan cepat langsung menoleh ke belakang. "Hai! kaw
a pengikut Kaskar lainnya langsung
dong tubuh Marca, Soma melompati paga
tetapi, dengan kelincahan dan kegesitan Soma, membuat para pengikut Kaskar harus rela menerim
Dengan demikian, maka bisa dipastikan, bahwa Kaskar tak akan pernah menyandang jabatan sebagai Kepala Suku.