Mertua Hiperseks
miliki gangguan hiperseks sejak masih remaja, namun istrinya Melati tak pernah mengetahui hal itu. Karena Wijaya selalu berusaha menutupi kelainanny
rlarang dengan wanita selain Melati. Pada saat anaknya Lola beranjak dewasa saat ia masih berumur 15 tahun, Wijaya mulai tertarik pada putrinya sendiri. Namun, masih ia tahan kar
k pernah berbicara dengan Wijaya, ia hanya masak untuk dirinya sendiri dan Ibunya, sedangkan Ayahnya tak pernah ia fikirkan. Rumah berantakan pun tak ia bereskan, ia hanya membereskan kamarnya sendiri dan kamar Ibunya, begitu pula dengan urusan mencuci i
n dada yang montok serta kulit putih mulus, bahkan anaknya sendiri kalah dari body Anita. Wijaya meminta Andre untuk pindah dan tinggal di rumahnya dengan alasan tidak ada yang merawat dan menjaga istrinya, dengan begitu selain bisa menikamati keindahan tubuh Anita ia juga merasa ada yang a
ikmati tubuh menantunya itu. Tapi, ia tak mau gegabah untuk melakukan hal tersebut karena jika sampai ceroboh bisa-bisa semua
*
gunakan lingerie yang membuatnya semakin tampak menggoda, belahan dada yang jelas terlihat seperti menggebu-gebu nafsu Wijaya. Namun, karena anaknya Andre saat ini sudah ia pulang Wijaya secera terpaksa harus mengintip Anita dari belakang rumah tepat di kamarnya Ani
jelas ketika dua buah dada Anita saling menempel dan membentuk lekukan yang begitu indah hingga membuat Wijaya semakin ingin segera menyetubuhi Anita, Wijaya segera membuka resleting celananya dan mengeluarkan benda pusaka miliknya yang mulai keriput itu, Namun masih sangat kekar saat sedang bernafsu. Mata Wijaya mulai m
at setiap inci tubuh Anita hingga vaginanya. Merasakan sensasi yang begitu sensual hingga memasukkan penisnya perlahan pada vagina Anita yang pastinya akan menghimpit penisnya, memberikan rasa nyaman dan menggosok
crot...
nggoda. Perlahan alat kejantanannya mulai layu dan tak sekeras tadi, ia pun segera memasukkannya dalam celana dan s
*
saja datang dengan wajah mengintimidasi. Andre sepertinya memang sengaja menunggu kedatangan
ayah urusi apalagi untuk mengurusi ibu, mengambilkan minum untuk Ibu saja rasanya tak pernah. Andr
ahkan terkadang juga dititipkan ke kantin sekolah tempat Lola belajar. Bukan hanya itu ibunyapun rela mengambil beberapa pekerjaan seperti mencuci pakaian para tetangga dengan upah yang tak seberapa, sampai men
baru pulang!" Tanya Wijaya basa-basi walaupun sebenarnya dia sudah tau k
g cepet, Ayah bukannya nganter Lola berobat kok malah keluyuran sih!" Ucap Andre seolah menunjukkan
sendiri kan kalau Ayah gak punya
kepala keluarga dan punya tanggung jawab untuk menafkahi anak sama istri, bukan malah dibebankan sama Ibu terus. Selama Ibu sakit Ayah juga gak pernah tuh ngurusin
Kalau Ayah gak ada kamu gak bakalan ada di dunia ini. Jangan jadi anak durhaka
lakukan. Bukan maksud Andre buat durhaka sama Ayah. Tapi setidaknya Ayah paham kalau saat ini ayah tu udah gak
da Ayah yg repot sama Ibu kamu. Wong keada
ini tuh Ibu. Sampek aku bisa kerja enak kek gini, ini semua berkat ibu. Lola pun juga begitu, yang meng
, ya memang kewajibanmu lah buat ngerawa
Ayah sadar dong, bahwa selama ini gak pernah menjalankan peran Ayah sebagai
kamar." Ucap Wijaya yang hendak meninggalkan Andre kare