icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Iceberg

My Iceberg

icon

Bab 1 Bola Plastik dan Ice Cream

Jumlah Kata:1041    |    Dirilis Pada: 20/04/2022

gnya, lalu bersarang di bawah kaki seseorang. Di belakangnya berlari seorang b

i, seperti bola yang di kejarnya. Wajah

ana, seorang perempuan cantik berambut panjang hendak menge

e

a. Dengan segera tubuh ramping itu menyelinap ke belakang sebuah pilar besar penompang bangunan mall, s

ahui bola miliknya tertahan di kak

nan ijak bolaku." katanya lagi secara lantang. Sepertin

ik marahnya malah terlihat lucu. Yang punya sepatu i

ah." ucapnya dengan suara rendah. Kemudian

h tampan yang lucu ini, padahal seumur hidup belum pernah b

h lagi pada bola yang di pegang lelak

suaikan dengan tinggi badan Gagah. "Kalau bo

"Nda mau! itu punak

ng mengganggunya. Kenapa anak ini, begitu me

knya lagi. Bibirnya su

a dengan sopan." Dia semakin mencadai Gagah yang semak

ih mendekati dan menyambar bola dari tangannya. Laki-laki i

empat melirik kembali kepadanya yang sudah berdiri. Tangan keciln

sesaat, wajah anak itu seperti cermin dirinya sendiri. Tidak mungk

tanda yang mendekati bocah itu. Saat melihatnya lagi, ternyata Gagah sedang duduk manis di sebuah kursi. Di sekitar

hawatir lagi yang sekilas sempat dirasakannya tadi. Pikiran di

ak lucu itu. Segera keluar dari persembunyiannya, Setelah yakin

agah, saat melihat G

jangan lari-lari di tempat seperti

kap." Gagah berusaha membela diri. Tangannya

alah kencang sama bola yang tidak punya kaki ... huh! Kalau Gagah mau m

puna kaki, tapi bisa bel

asal. Menanggapi pemikiran

Latai ini licin,

b kalimat-kalimat cerdas anaknya. Padahal usia Gagah baru tiga tah

lihkan perhatian. Akan tetapi, dijawab secara

es klim,

cari ice

mbil berpegangan pada lengan mami

saat pertemuannya dengan laki-laki yang menaha

ir Ganis. Dunia

tanya Ganis, saat mereka sudah

ca ... emm ... cotlat!" serunya de

apkan sudah datang. cup kecil es krim

membulat. Terlihat

, bocah cilik itu melihat dulu ke mami

, sayang. Udah, Gagah aja ya

t menunjukan rasa kekhawatira

erti biasanya." jawab Ganis, sambil menyikukan lengannya seperti binarag

ke mulutnya, setelah merasa

mandiri. Ia lebih memilih mengelap bibir atau pipinya yang belepot

enyesal telah membuat khawatir anaknya dengan memberi alasan yang sebenarnya asal saja. Tidak berpik

mi biang, kaa di didit cemut lacan

r juga tidak sembarang kasih suntik ke yang sakit."

g-nya banyak yang berceceran di meja, juga di lantai bawahnya. "Pemenna ban

awah, sudah tidak bersih lagi, sayang." lalu menarik tisu yang tadi diselipkan di

mudian, yang diangguki ol

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka