Unbeatable Greengrocer
ah yang aku alami saat ini. Begitu aku membuka mata, diriku sudah berada di sebu
bahkan tidak terlalu tebal. Bukan hanya itu, ada sebuah gerobak kayu menemaniku saat ini. Ya, gerobak
Namun, aku hanya diam dan menghela napas. Seingatku, aku baru saja tertabrak sebuah truk setelah keluar dari m
kedua tanganku saat ini. Bila tertabrak truk sekuat itu harusnya aku sudah
bentuk segitiga dan tepat berada di sebelah dada kiriku. Rasanya aku pernah melihat logo ini. Kalau ti
h, tapi entah mengapa kehadiranku saat ini tidaklah jelas. Aku tidak terbangun di istana mewah sebagai to
aku ada di sini? Apakah ini mimpi? Rasanya terlalu nyata. Aku b
IE
bos tanpa ampun. Membuat kedua mataku silau karenanya. Mau
ja aku turunkan tanganku dan melihat sesosok manusia yang tengah berbicara. Dia adalah
a dia? Apa dia memanggilku Basil? Siapa Ba
i kita harus menjual semua sayuran segar ini di pasar," ujar sang Kakek yang kemu
sayuran?
lami kesialan. Tokoh itu adalah tukang sayur. Dulu aku bahkan tertawa saat mendapati cerita di mana gerobakn
ur kini malah menjadi cucu seorang kakek penjual sayuran setelah aku mati. Hah?!
i kalau memang aku hidup kembali bukankah ini sudah cukup? Ah, tidak! Mana ada cukup. Selama aku hidup, aku tida
ng kakek yang lebih terdenga
dan bergegas keluar dari rumah yang mungkin
h
bukit. Jaraknya tidak terlalu jauh dari tempatku berada. Air
terpisah dari perumahan penduduk. Aku juga dapat melihat sang kakek tengah berada di sebuah
ang baru di air. Kulit putih, rambut merah pekat, dan iris bola mata hijau emerald. Ini benar-b
formasinya hanya sedikit dan terbatas. Aku hanya ingat kalau namanya adalah Basilio Ponc
kek itu. Kuharap nanti bisa meng
ngker dengan sedikit irisan warna merah di ujung kelopaknya. Irisan warna itu membuatnya terlihat be
at pada bunga itu. Belum juga aku raih, e
nga itu beracun?" Suara sang kakek kembali terdenga
ga beracun yang tumbuh di sekitar kerajaan ini. Meski begitu, ini memang bukan hal aneh
k biasanya seperti in
kata kalau jiwa yang menempati badan cucunya adalah jiwa yang berbeda? Bi
telahnya, kakek itu memberikanku sebuah roti yang teksturnya agak ker
narik gerobak sayur yang lebih berat dari menarik troli minuman dingin di mini market tempatku beker
ebih buruk
hitam kusam dan sedikit sobek di bagian bawahnya. Nyalang mata merahnya membuatku
tengah aku masuki saat ini. Aku tahu, tidak lama lagi, kehadirannya aka
SAM