icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kepincut Janda Tetangga

Bab 8 Tidak Mungkin Ia Cemburu

Jumlah Kata:1454    |    Dirilis Pada: 09/03/2022

l tiga sore, saat melewati pasangan suami istri yang memakai pakaian resmi kebaya dan batik, seketik

a dengan calon istrinya nanti? pasti sangat kecewa dengan dirinya yang tidak memberikan kabar.

dulu ada urusan mendesak,"

papa?" tanya J

dengan calon istri saya, saya pamit ya." Devit c

ar cukup jelas yang

a Devit. Gara-gara kita, dia lupa

tak enak dengan Devit. "Semoga calon Pak Devit gak marah ya, Bu,

*

elit. Taksi menurunkannya tepat di depan rumah Sarah. Sambil mengucapkan sal

it masuk setelah mengonfirmasi ke

rsebut sedikit terbuka, tak lama tampaklah seorang gadis cantik dengan gam

a dengan nada suara lemah. D

sofa besar ruang tamu. Sarah duduk di seberang Devit sambil

, Kakak t

pur. Hati Devit semakin was-was. Sarah kembali dengan dua cangkir kopi

hkan,

ngangguk

pati janji hari ini?" ucap Sarah tegas tanpa menatap w

ya membantu mereka. Karena terburu-buru, saya juga melupakan ponsel. Jadi ini saya dari ruma

menolong mereka, tolong maafkan saya ya," terang Devit dengan menatap

langi lagi. Kecuali kakak memang tidak berniat meneruskan acar

bermain-main dalam memper

evit penuh kelegaan saat raut wajah Sarah berubah teduh. Inilah salah satu yang membuat Devit menyukai Sarah. Gadis y

ik tante, ayo temani, Ma," ucap Sara

membantu tetangganya dibawa kerumah sakit mah dan ponselnya tertinggal

, tunggu sebenta

pa model. Pakaian yang akan dipakai saat akad maupun resepsi. Sarah memutuskan untuk membuat gamis br

memperhatikan dirinya, Devit menutupi senyumnya. Setelah selesai fitting baju, Devit mengajak Sarah dan calon mertuanya makan di sebuah warung lesehan d

embicarakan perihal undangan yang sudah siap cetak, setelah

ndang, begitu juga dengan teman-teman dari orangtua Sarah. Ada beberapa pe

a. Sedangkan Sarah dan ibunya kembali ke rumah dengan mobil mereka. Devit memandang lan

e

t baik-b

serta Caca sudah sanga

esan WA yang di

wi, bagaimana Sa

lillah. Sekarang s

irahat dulu ya, besok

, terim

hir dari Juwi Devit pun menutup mat

t gembira menyambut kedatangan tim mak mak rempong kampungnya. Aneka makanan dan buah dibawa ole

arpit ternyata udah punya

pok tahu?" ta

ke kemeja kotak-kotak merah sama celana bahan warna coklat. Rambut belah pinggir, klimis, bau minyak kemi

n ke rumah

pelin janda muda

r kupingnya. Kata perempuan itu. "Bagus lu ya ... pamitnya rapat RT, rupanya lu ke rumah si Juwi. Pulang gak

ya Mpok, kalau gak mah, bi

senyum aja, lagi mikirin apa

in dikit lagi belah d

Devit?" t

it dengan wajah bersemu merah. Juwi me

" ledek Bu Nana sambi

a?" Juwi menanggapi

mah sakit. Akhirnya ibu-ibu bubar setelah berpamitan pada Juwi dan Salsa.

i penanten?" tanya Sals

enyum mendengar ucapan Salsa. Na

kena

a ce

" Devit mem

ggelengk

pinte naji tama catep," ucap Salsa sam

at pemandangan yang begitu indah. Sals

tong celananya, lalu memotret Salsa

*

i Devit sudah menyelesaikan biaya pengobatan Salsa. Juwi membawa pulang Salsa dengan taksi on

ahu siapa, ia hanya bisa mengintip dari jendela. Tak lama berselang Juwi dan Sals

hatikan mobil tersebut hingga hilang dari pandangannya. Tiba-tiba sudut hatinya resah,

itunggu tiba. Devit kian resah, memegang ponselnya dengan gemetar. Memencet nomor Juwi. Dua kali Devit m

dan gerah. Saat menyaksikan Salsa turun dari mobil dalam gendongan pria tersebut. D

saya cemburu," gumamnya d

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka