Santet Pengantin
mbil boneka jerami berbalut kain kafan yang sudah tertempel foto Rasti.
erami itu terkadang boneka itu di remasnya dengan sekuat tenaga, seola
lebih pantas untukku!" uca
ama Arga, tetapi raut wajah dan rahangnya langsung mengeras ketika dia me
kku! Selamanya tetap mi
yang tersusun rapi di lemari buku sebelah tempatnya duduk mendadak jatuh berserak ke lant
ang, dia semakin yakin denda
memanggilmu, aku akan men
a berpikir jernih lagi, karena lu
n keinginannya untuk membalaskan dendam, sakit hati, k
Bantu aku menuntaskan dendamku pada pe
in itu semakin mencekam dengan diting
iba terdengar bisikan-bisikan tidak kasat mata yang seakan ingin mengata
nuhi semua permintaanmu dengan syarat beri aku sesuatu untuk kumak
perempuan itu! Dia milikmu! Di
*
menuju dapur mencari Rasti, istri yang sekara
gun dan duduk di atas kasur springbed tem
ebahan di kamar," jawab
rgegas menuju ke kamar dan mendapati perempuan itu tengah dudu
r?" tanya Arga keheranan melihat Rast
tar. Mas lapar ya? Aku masak dulu ya, Mas," tanya Rasti kepada
nya terulur mengusap perut istinya yang sudah kelihatan membuncit itu, "anak ayah lagi apa di dalam situ? Anak ay
i akan lahir, beberapa kali dia mencium perut buncit istrinya. Bahkan beberapa
r bisa meneruskan usaha orang tuanya yang kini dip
Anak lelaki yang tangguh, kuat karena kamu adala
eli mendengar obrolan suami dengan calon anaknya itu, "asyik b
ah cuma lagi kasih tahu sama adek supaya jangan nakal biar ib
ahu perempuan berkulit kuning langsat itu untuk dirangkulnya. Diusapn
guk dan kembali menanyakan apakah suaminya jadi mau makan a
entah kenapa pagi ini perutnya terasa sangat lapar teta
ulu ya. Aku mau bikin camilan enak u
ali kerudung yang sempat dilepasnya tadi seb
ahan dulu sebentar. Sekitar dua puluh menit lagi k
esekali mengusap perutnya, dia merasa bahagia k
osok wanita di belakangnya tengah meng
arum aromamu! Bersiaplah menerim
de
tidak lama terdengar suara teriakan, "Mas ... aduh, Mas tolong! P
ngistirahatkan tubuhnya yang penat ketika t
ng dan berlari ke arah dapur, tetapi sial tak dapat ditolak, karena terburu-buru da
br
r deh, nggak tahu orang buru-buru. Pakai acara kesandung segala. Dasar cerobo
it di jempol kakinya, gegas Arga bangkit dan
ni!" Terdengar kembali teri
kakiku sakit nih, habis nabrak lem
tangga dan menghampiri istrinya yang berada di dapur dan dia sa
g tengah memegang perutnya, "Ada apa, Beb. Ka
erutnya yang sudah membesar, di antara kedua pahanya terlihat darah se
posisi kaya gini? Kamu jatuh duduk karena kepleset atau
hanya mampu menggelengkan kepalanya perlahan,
nya semakin memerah oleh cairan kental yang terus keluar, "mas,
nggendong istrinya untuk dibawa ke rumah sakit, tetapi sesampainya di depan pintu mobil Arga m
ci!" gerutu Arga, kesal dengan dirinya
kursi rotan yang ada di teras rumah, Arga bergegas mengambil kunci mobilnya yang tergantung di dekat pintu kamar me
tujuan, tapi entah kenapa perjalanan itu terasa sangat lama. Mobil miliknya yang biasa laju
biasanya! Mana kaya mau mogok lagi. Please, jangan mati dong
it bibirnya menahan rasa sakit di perut dan di sela-
a berusaha keras untuk memfokuskan perhatiannya ke depan, walau pun hatinya
tahan lagi. Sakit banget, Mas. Alla
bentar ya, Yang. Kita udah hampir sampai kok." Arga meyakinkan Rasti dan berusaha menguatkan dengan menggenggam erat tangan perempuan itu untuk menyalur
epat sampai ke tujuan tanpa menyadari bahwa selain dia dan i
dan apa maksud ke
gganan untuk mengi
*