Pacarku Seorang Buronan
a tidak pernah datang sendiri ke kampus seperti ini, pasti selalu berdua bersama Nara. Seluruh kampus juga tahu dimana ada Nadia
un Nadia dua bulan yang lalu. Lebih tepatnya lagi semenjak Nara pergi bersama empat pria yang
ngkah. Bukan karena tanpa sebab. Dia menangkap sosok
ampus kenapa nggak ngajak gue pergi sama-sa
i bentuk tubuh dan gerak tubuhnya yang khas, Nadia dengan mudah dapat mengena
k kiri, kanan, juga belakang. Lantas,
an detik. Nara terlihat celingak-celinguk lagi, namun tidak menemukan sosok Nadia yang bersembun
ihat sikap Nara, yang memang mengundang segudang tanya itu. Ia pun mem
sembari tertunduk, karena hanya sebagian hodienya yang terlihat
kesakitan akibat bahunya
nya itu bangun. Begitu dilihatnya Nara baik-baik saja, ia mengham
Lututnya yang bebas karena mengenakan rok selutut terlihat kotor. Rambut lurus panjan
ri menoyor kepala orang itu. Sukses menarik perh
inya yang diperlakukan kasar itu, tapi dia yang merasa sakit hati. Sungguh, dia tidak su
tnya mendesis terus menerus. Geram. Ditunggunya Nadia selesai memb
encemaskan keadaan temannya dari SMA itu. Ket
sih tertunduk. Dia pun mengumpul
tanya Nadia setelah berada
" tukas Nara membela diri.
juga kali kepalanya! Nggak mengharg
s dibegitu
dari kampung terus boleh
adi dan tengah menatapnya balik. "Pokoknya gue ngg
tap dalam ke arah manik mata sahabatnya
ih, elu
h kenapa Nadia merasa akan meninggalka
tu nggak beralasan tahu nggak," ujar Nara berkilah. D
gamannya. Dia pun hanya bisa memandangi punggung sahabatnya itu yang meng
lipstik nude, yang menambah karismatiknya keluar dari kelas sembari mele
nya, pada bangku kosong yan
lewatkan mata kuliah Bu Besse seperti ini. Emang seharusnya gu
Nadia pun membereskan bukunya dan memilih meninggalkan ru
ng, lalu menuju ruangan di balik tangga. Toilet. Ada dua pintu.
i. Begitu pintu terbuka, di dalamnya ada em
a masih ada di sini?' Nadia tidak berharap, sih bertemu den
t jelas di cermin. Sampailah di pintu terakhir, tidak terbuk
Sebagian besar benaknya bertaruh ji
ngintip dari atas. Benar saja, ada sosok sahabatnya di
Tuh
ak tahu harus berkata apa melihat
ak mungkin. N
rsamb