icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pacarku Seorang Buronan

Bab 5 Tak Sadarkan Diri

Jumlah Kata:931    |    Dirilis Pada: 27/01/2022

a tidak pernah datang sendiri ke kampus seperti ini, pasti selalu berdua bersama Nara. Seluruh kampus juga tahu dimana ada Nadia

un Nadia dua bulan yang lalu. Lebih tepatnya lagi semenjak Nara pergi bersama empat pria yang

ngkah. Bukan karena tanpa sebab. Dia menangkap sosok

ampus kenapa nggak ngajak gue pergi sama-sa

i bentuk tubuh dan gerak tubuhnya yang khas, Nadia dengan mudah dapat mengena

k kiri, kanan, juga belakang. Lantas,

an detik. Nara terlihat celingak-celinguk lagi, namun tidak menemukan sosok Nadia yang bersembun

ihat sikap Nara, yang memang mengundang segudang tanya itu. Ia pun mem

sembari tertunduk, karena hanya sebagian hodienya yang terlihat

kesakitan akibat bahunya

nya itu bangun. Begitu dilihatnya Nara baik-baik saja, ia mengham

Lututnya yang bebas karena mengenakan rok selutut terlihat kotor. Rambut lurus panjan

ri menoyor kepala orang itu. Sukses menarik perh

inya yang diperlakukan kasar itu, tapi dia yang merasa sakit hati. Sungguh, dia tidak su

tnya mendesis terus menerus. Geram. Ditunggunya Nadia selesai memb

encemaskan keadaan temannya dari SMA itu. Ket

sih tertunduk. Dia pun mengumpul

tanya Nadia setelah berada

" tukas Nara membela diri.

juga kali kepalanya! Nggak mengharg

s dibegitu

dari kampung terus boleh

adi dan tengah menatapnya balik. "Pokoknya gue ngg

tap dalam ke arah manik mata sahabatnya

ih, elu

h kenapa Nadia merasa akan meninggalka

tu nggak beralasan tahu nggak," ujar Nara berkilah. D

gamannya. Dia pun hanya bisa memandangi punggung sahabatnya itu yang meng

lipstik nude, yang menambah karismatiknya keluar dari kelas sembari mele

nya, pada bangku kosong yan

lewatkan mata kuliah Bu Besse seperti ini. Emang seharusnya gu

Nadia pun membereskan bukunya dan memilih meninggalkan ru

ng, lalu menuju ruangan di balik tangga. Toilet. Ada dua pintu.

i. Begitu pintu terbuka, di dalamnya ada em

a masih ada di sini?' Nadia tidak berharap, sih bertemu den

t jelas di cermin. Sampailah di pintu terakhir, tidak terbuk

Sebagian besar benaknya bertaruh ji

ngintip dari atas. Benar saja, ada sosok sahabatnya di

Tuh

ak tahu harus berkata apa melihat

ak mungkin. N

rsamb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka