Ibuku Kuyang?
nyala, Dinda pun tertidur lelap sejak tadi. Apa tadi?
usinasi karena pikiran tentang kuyang itu? Ata
an terasa dingin. Jika itu
m tentang pengusiran kuyang. Segala macam benda disebar di seluruh rumah, tak
asa semua orang sudah terlelap. Bandel sedi
dak membangunkan orang rumah. Setelah berhasil kelua
bingung sendiri dengan
belum
alu perlahan berbalik
a tidur jadi mau bikin s
r malah ke sini?
Kek, nyari
alas membuat susu karena memang tidak mau. Jadilah balik ke
*
rjemur. Cuaca belakangan tidak enak, sering turun hujan. Mump
. Dinda ingin menghampiri, tapi kucegah karena Ibu harus berist
uh. Katanya sakit, ya? Kok lama banget?" tanya T
a, Tan. Sakit biasa, ke
agi musim f
ik berisi jahe dan rempah-remp
aja sama nenek dibuatin ramuanny
sih,
galihkan perhatianku. Plastik hitam pu
ut semalam itu. Kok di sini? Mana
apa,
ghalau kuyang. Kakak mau sebar, eh Nenek datang ngambil rumputny
ak. Di rumah gak ada rum
sebar rumputnya malah dita
jauhan. Aku langsung melempar plastik itu ke semak
rumput sama Pak Mursalim
ku singkat sembari men
h apa gitu? Ndak ada k
sekali ia bertan
?" Dinda malah bertan
k dan menjawab per
jadi kuyang supaya cantik dan awet muda. Nah, syarat atau tumbalnya itu harus rutin makan bayi baru
masih kecil, takut kebawa mimpi," ucapku
penting Dinda udah
tahun mana paham beginian. Alih-alih
man, ya?" Aku hany
uyang ndak bakal mampir ke rumahmu. Dia gak suka bau jariangau itu
Aku pun menghela napas lega. Dinda pergi k
ang. Tadi Kakak le
k!" Aku ikut mencari plastik hitam itu. Ya,
ai. Menyerah, kami duduk di teras rumah sembari mengipas wajah. K
amu cium gak?" tanyaku pada Dinda s
eh. Mungkin dar
bu
*