Suamiku Waria
dia selalu berpenampilan necis, bersih dan rapi. Pernikahan kami sudah jalan tahun ke empat. Sebenarnya aku tidak ingin menikah saat i
idak membenci suamiku. Dia laki-laki yang baik. Bahkan ketika aku minta pisah kamar awal-awal menikah Bang Sugi yang merasa sungkan kal
rang sales tapi masih berjuang sekuat tenaga mencukupi kebutuhan rumah tangga kami. Bahkan s
baik. Sayang, dia bukan imam yang baik setelah aku mengetahui sa
gi bilang kalau dia sendiri yang ingin bekerja karena tahun baru biasanya banyak orang yang mau menghamburkan uang. Bang Sugi juga bilang kalau dia ingin mendapatkan bonus awal tahun
awakan mainan. Aku mengajak putraku duduk di teras rumah kami. M
a sebelah rumahku yang selalu bergonta-
t yang duduk di pangkuanku terlihat senang melihat Ecih. Putraku sangat deka
. Di mataku Ecih tetap tetangga yang baik. Dia bahkan pernah hujan-hujanan membawa motornya untuk
. Tidak ada yang spesial. Aku tetap memasak dan mencuci seperti biasa s
pi Langit, pesan sms ber
n hotel Mas, kamarn
buah hotel. Terlihat jelas dari pesan itu kalau yang di sms suamiku adalah seorang laki-laki. Andai saja Bag Sugi menyebutnya 'mbak'
amiku. Tapi beberapa menit kemudian,
irim sms tadi," ucap
aku balas. Sudah dulu ya, Bang. Langit nang
akanan. Kalau dia terganggu, bisa dipastikan nangisnya akan bertahan s
ore. Wajahnya nampak kelela
kinkan teh dulu sama pana
hanya me
, aku membawakan segelas teh untuk
al pernikahan kami. Biasanya Bang Sugi paling banyak memberiku seratus ribu. Kadang-kadang lima puluh ribu. Tergantung penj
i uang dari mana?" tanya
ng. Sudah lama Abang tidak membawa kamu dan anak kita jalan-jalan keluar." Bang Sugi berkata dengan senyum
engan
suamiku berjalan agak aneh.
jalan malam ini?"
nya kenapa?" Bang Sugi ba
ena wasir? Kalau abang merasa
dan Lintang, sekarang kamu menolak?" tanya Bang Sugi dengan emosi. A
di jalan-jalan." uc
giakan kalian. Tolong jangan tol
rsyukur sekali memiliki
kecil Langit ingin makan permen gula-gula. Jadi tinggallah Bang Sugi sendirian
ata mereka bercakap-capak dengan suamiku. Aku yang sedang me
m cucok? Ihh pasti banyak duit kan sekarang? Eyke aja yang bawa si
berkata pelan. Nina, waria berbaju merah itu ter
an melakukan hal laknat itu! Uang untuk jala
anakku. Langit menangis. Tangisannya menyad
u, Bang ..
nuh emosi. Di depan gerbang alun-alun, masih ada tukang ojek mangkal. Aku segera pergi dengan ojek. Tujuanku malam ini ada
jalan. Dia pasti menangisi permennya yang jatuh. Sement