Pras and his destiny
langkahnya terhenti dan diam sedikit menjauh sambil
kan rumah sakit. Ia berdiri menunggu taksi. Gestur tubuh Laurent tetap anggun walau ia tak memakai make up dan sepatu hak tin
s segera berlari keluar jalan utama dan menghentikan taksi ya
Pras berhenti tak jauh dari taksi Laurent yang berhenti. Wanita itu turun dan berjalan kedalam area p
enasaran dengan kegiatan wanita tersebu
g duduk sambil berkutat dengan banyak kertas dan menatap layar laptop.
URE
an, Laurent melayaninya. Dibantu seorang pegawainya. Pras tak risih berada di kerumunan orang yang lalu lalang. Hingga tak ia sadari jik
aurent masih denga
ke sekitar toko. Laurent menjawab dengan anggukan. Mereka
njuk ke arah jalan keluar. Pras terkekeh. Ia justru masu
uan yang baru melahirkan?" Pras berba
tu. Kalau baju santai dan berk
aan Pras. Ia menelisik Pras yang tampak- berbed
as. Ia lalu tersenyum. Laurent memutar bol
banyak? Aku harus pilih ukurann
ipar. Beberapa jam
erbalik badan lagi dan
?" Pras berdiri d
lalu meminta pegawainya merapihkan baju ke dalam paper bag sedangkan
ll besar. Kenapa beli di sini, pakai kartu ini juga, huh
u pindahin tokom
tis dari NOL, nggak penting Mall besar atau terkenal." Jawaban Laurent membuat su
elacur, kan?" Bisik Pras. Laure
nggak perlu dije
inis. Pras berdiri
h sudah berb
tertawa. Ia lalu duduk di kursi dekat meja tempat Lau
agi?" Kelu
Aku pelanggan, pelanggan i
engan pekerjaannya. Ia juga mengontrol pembelian online. I
t Laurent jengah. Ia menoleh menatap Pras. "Masih betah? Mau kamu apa si Pr
ado untuk dua keponakan kembarku? Tapi nggak di s
ngkat tangannya saat melihat sosok An
a Pras. Masih
t sopan. Pra
narnya tujuan Pras itu tentang obat yang dimiliki Laurent. Namun Pras tak melihat gelagat mencurigakan dari w
tinggi?" T
apa lagi?" Laurent mul
urent berjalan menghampiri salah satu pegawainya dan berbicara sesuatu. Lalu ia menyelipkan kacamata hi
i Pras. Belanjaan Pras dibawa And
a, yang mau berada di pusat grosir it
ntar Andreas." Ucap Pras seb
*
." Ucap Laurent kesal. Pras cukup lama
Aku tunggu di s
t. Pras hanya melirik sambil tersenyum. Tak l
ke rumah sakit. Aku ma
kedua matanya. "Nggak
ras menghadap ke Laurent. "Oke
memaksa. Juga tampak lebih santai saat berbicara. Membuat Andre
as.
Tole
anita bookingan, tapi bukan berarti untuk jalanin hal kaya gini kamu duitin juga. Seren
u kamu, waktu semalam. Bukan?" ucapan Pras membuat Laurent d
sambil berjalan mengambil dua selimut bayi sebagai ka
-apa, lagian nggak mungkin kamu bilang ke mereka, kalau kamu ke rum
bibir Pras menempel dibibirnya dan terasa manis.
kartu hitam kepada petugas kasir yang t