Sarjana Muda
datang. Kalau mereka tidak datang, pasti me
mu tidak menganggap kalau kematian keluar
alam perjalanan ke acara wisuda
alami pasti sangat berat dan tidak mudah untuk dilupakan. Kamu tidak sendirian za. Ada aku, Risna
indukan
*
ogja, 22 Sep
akit. Nauval menyewakan ambulance untuk membaca mereka kepemakaman. Terlebih dahulu
yang tak akan pernah terlupakan oleh waktu. Dan mulai hari
dik laki-laki dan adik perempuan. Aku, Snevy Amorita Azza. Adik laki-lakuku bernama Bayu Syatria Thufail berusia lima belas tahun
tempat pemakaman dite
ntuk mengajak Mehta menetap
r pulang za!"
pat sampai. Bibi pasti sudah sangat repot
aik pesawat juga tidak apa-apa. Tapi kamu tidak boleh sendirian. Harus ada yang men
kemudian menganggukkan kepala sebagai ta
yo," ajakku sembari berdiri dan
aik ap
erah
kita bisa lewat jalan tol untuk mempersingka
angsung har
naik mobil waktu ikut mengant
al membawa mobil sedan putih miliknya. Ia memang anak orang kaya yang suda
ini sunyi tanpa suara dan percakapan. Entah karena lelah atau memang suasana yang sedang t
hanya basa-basi menanyakan keadaanku. Dia mengkhawatirkanku. Singkatnya aku hanya mengatakan semua baik-baik s
dupku tidak sekacau ini, kalian akan aku beritahu. Saat ini dukung agar aku tidak menyalahkan
apapun. Aku hanya mengatakan akan menetap di Jogja dan menitipkan rumahku dan pakdhe barangkali ada yang akan membeli. Aku memut
a harta yang sekiranya bisa digunakan untuk seme
bu Rahma saat aku berpamitan perg
p ya bu. Oh iya sekalian rumah pakdhe. Ini nomor Azza barangkali ada hal yang ingin ibu sampaikan. Atau a
ma pakdhemu tidak pul
yaan itu. Aku menunduk dan meme
n kebingungan m
kecelakaan dan mereka meninggal di tem
get bu Rahma. "kamu yang sabar ya nduk,"
akta itu. Atau memang seba
emberikan kabar apapun, tapi saat ditanya dan
n tahlilan disini dulu selama t
a sama saja. Azza sudah tidak mempunyai
an baik. Kalau kamu pergi tanpa berpamitan, ada oran
lama disana. Aku juga menceritakan tentang orang-orang terdekat yang bisa sangat me
menjelaskan banyak hal dan bu
k apa dan mengarah kemana bu." ucapku terakhir kali. "Sudah ya bu, Azza kembali ke Jogja saja. Setidaknya disana Azza sudah hidup sela
rpamitan pada bu Rahma. Saat aku pergi, bu Rahma melambaikan tangan padaku dengan airmata dipipinya yang masih