Seputih Mawar
alu berhenti menelponnya. Dirinya yakin akan sulit mengendalikan perasaannya lagi.
kembali datang satu pesan seperti b
o. Tak pernah sekalipun langsung menelpon. Sikapnya yang sopa
nya tombol tanda terima. Nampaklah wajah Shalu di layar, meski ada rasa heran di benaknya mengapa wa
erti biasanya menanyakan apa
-baik saja. Sambil memejamkan mata dan menarik
jar saja Dia merasa begitu obrolan baru be
nda dengan suara berat se
k percaya akan permintaan Din
ntuk mengurangi rasa sakit di dalam hatinya. Seketika matanya membulat melihat tangan k
" buru-buru Dinda meminta maaf set
tes membasahi pipi melihat Shalu yang berguling kekanan kekiri sambil t
a meminta maaf lalu berkata lagi, "Yo
iatnya berhenti berhubungan. Sebab itulah Dia mengijinkan Shalu menelponnya
ih kesulitan bernapas namun perlahan mulai tenang. Dinda sege
angan menyatu di depan dada, sementara air mata t
u masih sedikit tersengal dan
nya lalu pang
ang biasanya hanya menerima panggilan kini memanggil lebih dulu. Panggilan yang pertam
keduanya di angkat. "Are you ok?" kat
dah tenang. Kembali Dinda menyatukan tangan di depan sam
er doing again" katanya meminta agar jangan pernah melakukannya l
h menyesal meng
menganggukkan kepala cepat. Seakan tak yakin dengan jawaban Din
sahut Dinda yakin tak a
katanya ber
salah, dapat terlihat jelas di matanya wajah it
anannya terlihat sese
tor," pinta Dinda agar
lalu tersenyum seraya b
nasaran kenapa harus
f city," jelasnya kalau dokter
ine," lanjutnya meminta agar Dinda tak k
hut Dinda t
il berusaha tersenyum be
membuat hati Dinda merasa lega. Ketakutann
rlintas di benaknya pikiran buruk, jika Shalu keadaannya m
ih berusaha tersenyum, lal
yang heran kenapa
eep, effec
ngantuk efek
est!" sahut Dinda mengucapkan
buangnya cepat begitu panggilan ter
eorang manusia biasa, yang hanya bi
aik buat umatnya, Dia bisa berencana t
ang ada keinginan untuk menghubungi lebih dulu tapi takut mengganggu istirahatnya, jadi Dinda hanya bisa menunggu. Suara tanda ada p
nya lewat pes
las Dind
atanya meminta ijin
sahut
buat Dinda senang. Shalu juga ikut ters
ya dengan senyum yan
Dinda tetap bertanya bagai
to," j
ingat kalau sekarang dokternya mungkin sudah pul
terang Shalu jika Dia akan pergi sore
Dinda meminta agar Sha
mbali tersenyum, dan meminta
melebar ketika membuka pesannya. Nampak sebuah tangan yang me
pon. Tidak mungkin juga hanya bertanya kabar dan basa basi lainnya. "Kenapa tidak minta di ajari bahasany