Om Kos
ak bangun da
dihantui mim
sil membuatnya terbangun di tengah malam d
isiknya, lalu
rnya, di mana dia meletakkan sebua
. Terlalu awal untuk memulai hari, tapi terlalu pagi baginya untuk mencoba
para penghuni lain di rumahnya. Dia mengganti celana piyama berbahan satin yang dipakainya dengan celana training berwarn
asih gelap. Matahari bah
sesalnya akan keputusannya pindah k
Chika,' rutuknya pada sang takdir dan berlari lebi
nya, yang terjadi 1
ng sedari kecil sangat bangga bila dipanggi
S1 dari universitas pilihan ayahnya di Singapura. Dia akan mengamb
keluarganya yang terus berkembang dan mulai menguasai pasar Asia Tenggara.
uknya. Namun makin ke sini, makin enggan hatinya menjauh dari Chika, gad
menit jalan kaki, membuat mereka otomatis tumbuh bersama. Terlebih orang tua mereka kerap kali melakukan perjalanan bisnis
duk di bawah pohon, memegang sebuah buku yang tampak seperti sedang dibacanya. Namun, siapa yang tahu ba
a, dari kejauhan. Mereka berdua seda
ggol menodai gaun putih yang mereka kenakan. Mereka berdua sama-sama cantik, ceria, dan cerdas. Dengan warna kulit dan tinggi badan yan
n maraknya penculikan anak yang diberitakan di media. Maka dari itu sejak kecil sampai pendidikan setara SMA, mereka diharuskan untuk menjalaninya bersama di rumah, walau
ggapnya sebagai adik tersebut. Perasaan sayang yang tadinya hanya sebatas kakak kepada adiknya kini mulai bersemi menjadi cint
lang,' batinnya lagi. Uang bukanlah masalah bagi
nya ke Singapore pada Chika. Tak kuasa hatinya bila harus berpamitan pada gad
lagi waktunya dia pergi dan dia
ya waktu buat farewell party! Bang Ade nggak sayang sama Chika??"
. Keesokan harinya tak seperti biasanya, Chika tak datang ke rumahnya.
k mata Chika akibat terlalu banyak menangis, tak rela melepas 'Ba
ji akan cepat lulus, juga sering pulang untuk menemui Chika. Kalian juga bisa main ke Singapore sesekali bua
ara serak akibat terlalu banyak me
rsebut, mencium puncak kepalanya untuk menyimp
ataan berke