Elena
a melihat secercah cahaya
nya dan persendian tulang kaki yang sudah sempat berl
r, ternyata dia sudah berada di r
ini lagi sih?" Gerutu Elena
ai. Bau apek yang sangat menyengat keluar d
onjol di sisi perutnya masih terlihat l
angat kuat. Sembari mengelus perutnya ia
gusar, "Sabar ya, Nak!" lan
hingga berbunyi suara "Krek." Cu
kan membuang-buang energi saja. Ia hanya bisa menungg
tuk sementara kini dia melemaskan tubuhnya lagi berbaring di atas ra
melihat alam luar. Semua jendela di tutup rapat oleh papan kayu, tapi suara perut yang r
k kree
rena lapar. Sedang tak ada satupun makanan di ruang kosong itu. Jangankan makanan, setetes air mineral pun hanya mimpinya saja.
erasa puas telah mendapa
kali belum sempat mencicipi Elena, hingga Mami harus memba
eja, Ia sedang bercengkrama dengan beberapa
wanita, lelaki itu s
pelayanan seperti penyajian kopi, rokok dan apapun
, walau Mami menunjuk-nunjuk mereka dengan keras, tapi para le
n pria tampan, bertubuh tegap dengan otot yang kuat. Bisa kerja wirausaha, karyawan, dan bisa ju
ermainan Mami, maka pilihannya adalah, hidup enak dengan uang haram yan
warna putih segar, deringan suara handphone terdengar nyaring. Seketi
seolah melambai memanggil Mami, tapi
a tak ada orang lain lagi yang berani memegang handphone raja itu. Jangankan memainkan handphone it
e-mu?" so
edip sambil mengelus dagu berjambang
. Di usianya yang muda, dia seolah memberikan warna ba
Hal
r dengan perusahaan ternama di Ibu Kot
untuk di minum dan sarinya sangat menyegarkan. Melainkan para
nya. Sengaja ia bertingkah baik untuk memuji-muji semua para pelanggan, dan menur
nya menelpon berdiri di balik balkon ruang terdepan rumah bertingkat itu. "Y
ik?" Tany
terindo corp yang sedang bo
dengan senyum yang
kita untuk salah sa
nar
memudar dan hanya senyu
duanya masuk membuat verell sedikit plong tak
mi kembali, dan menyuguhkannya tepat
.. Ha
ya, Mami bertingkah ramah lagi deng
sal. Satu alis kanannya terangkat garang b
a gak mau tau ya! Ganti s
alimat lagi dengan Mami, dia sengaja menyelinap keluar dari ruangan. Sedang anak-anak lainnya asik dengan
gil Mami, kalau tidak bisa memenangkan perdebatan di segala negosiasi. Lag
matanya segera liar mencar
panggilan kedua kali setelah menunggu bebe
mpulan anak buahnya terkejut dan segera bubar meninggalkan meja yang berantaka
ambu