icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Suami Mulai Bosan

Bab 5 Menghadapi Rewelnya Si Bungsu

Jumlah Kata:1364    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

ia pergi seperti ini. Ah, sial! Aku tidak henti-hentinya mengumpat. Segera kucari ponsel Nisa. Kuperiksa saja sekalian barangkali saja dia meninggalkan jejak di sana. Di mana ponselnya aku teru

punya teman dengan nama Indri. Tidak ada salahnya bukan, kalau aku mela

ebentar,” ucapku, ini memang sudah larut malam a

ini dengan siapa ya?” Su

tahu keberadaan Nisa di mana?” Hening melanda, pe

? Masih ters

k, mau tan

k tahu di mana

urang t

k itu dengan istri saya? Ada perlu apa?” Lagi-lagi perempu

uan. Saya cuma mau curhat s

mengganggu waktunya, k

annya bukan kenapa dia malah terlihat tidak khawati

n di kamar Bapak, apa sama saya?” Su

h ya Bi karena istri saya yang perg

memang lagi ada perlu, ya sudah

Bi si

h lakunya akhir-akhir ini malah membuat emosiku. Semua berubah semenjak melahirkan Khalid. Sungguh aku seakan tak mengenal lagi Nisa. Sosoknya telah berubah

alaikum, N

ah, ada apa ya, tumbe

ar kalau Nisa ada di rumah. Kata

ama? Kenapa dia engga

gak usah nyusul ya. Besok Mama ke ruma

tu dong Mah Irw

ampur, tapi Nisa bilang

an bicara

Wan, hubungan kalian

temuin Nisa. Sekalian antar Khalid k

Wan, kas

nya Nisa ke

emput Khalid besok pagi,

lau begitu sa

lian, kalau ada masalah di selesaikan baik-baik. Ajak Nisa

-jelas anaknya yang salah, apa Nisa mengadu

sih nyam

Mah ma

t dia dari orok, jadi mama bisa tahu kalau anak mama punya masalah, tolong jaga Nisa ya Wan, mamah enggak tahu apa masalah kalian

ya sudah besok biar Nisa di sana dulu,

Khalid bagaiman

iin mamahnya, tapi sekarang

an bikin k

pa Irwan kan jug

wassalam

ummussal

dur di ranjang kami. Mengingat rewelnya dia tadi siang, rasanya aku benar-benar tak berguna jadi Ayahnya. Dia bahkan tak mau kugendong, jangan kan mau didiamkan yang ada tangisnya malah bertambah keras. Aku memang belum pernah menggendongnya sejak dia lahir. Berat badannya terlalu kecil tak seperti waktu Reina dan Raina yang berat badan dari l

nyakitin kamu.” Kucium kening bayi kecil ini, dia sedikit me

Khalid menangis cukup keras, membua

apa lagi

g, diam ya sin

ini bukannya diam

lama terdengar pintu di ketuk dari luar, gegas kubuka pintu itu, rupanya

Khalid h

Bi, biasanya Khalid enggak

kin enggak sampai nangis begini, karena ibunya sigap kasih A

ukan maksud menyinggung tapi t

un seperti ini s

pasti kebangun terus P

nggak perna

benar-benar tak mendengar tangisan Khalid sama sekali, pantas saja lingkar matanya kian hari bertambah hitam. Kupikir setelah kuberikan ART untuk membantunya membersihkan rumah sudah cukup nyatanya dia masih saja keteteran,

g lagi, lebih baik kusambangi saja ke kamarnya. Baru juga ingin membawanya

dia langsung meraih Khalid dalam gendongannya, di timangnya pelan-pelan hingga tangisnya sedikit mereda, perempuan paruh baya itu pun mend

bajunya dig

biar saya a

ma sekali kugendong. Sesampainya di kamar segera kuambil baju ganti untuk Khalid tidak lupa dengan minyak telonnya, sesuai pesanan Bi Sumi. Namun, sepertinya ada yang aneh. Kenapa juga di tumpukkan baju Khalid seperti ada plastik? Karena pe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Bosan2 Bab 2 Izin3 Bab 3 Apa Alasannya 4 Bab 4 Nisa Pergi5 Bab 5 Menghadapi Rewelnya Si Bungsu6 Bab 6 Jangan Salahkan Aku7 Bab 7 Ketahuan8 Bab 8 Apa Syaratnya 9 Bab 9 Kenapa Harus Bulan Depan10 Bab 10 Bingung11 Bab 11 Kurang Tertantang12 Bab 12 Bukan Mesin Pencetak Anak13 Bab 13 Istriku yang Misterius14 Bab 14 Maafkan Aku, Nisa15 Bab 15 Diusir16 Bab 16 Nisa Kenapa 17 Bab 17 Jangan Begini!18 Bab 18 Bertemu Kaka Ipar19 Bab 19 Nisa Sayang, tolong Abang!20 Bab 20 Ampun21 Bab 21 Penolakkan22 Bab 22 Hadiah23 Bab 23 Ada yang Cemburu24 Bab 24 Mobil Siapa 25 Bab 25 Cinta Hanya untuk Anak Muda26 Bab 26 Mau ke Mana 27 Bab 27 Jalan-jalan28 Bab 28 Apa Nisa akan Selingkuh 29 Bab 29 Aku Tak akan Melarangmu30 Bab 30 Ragu31 Bab 31 Tak Boleh Marah32 Bab 32 Cemburu33 Bab 33 Hukum Saja Aku!34 Bab 34 Sama-sama Pengkhianat35 Bab 35 Sebuah Maaf36 Bab 36 Memutuskan Hubungan37 Bab 37 Nama Perempuan Lain38 Bab 38 Belum Berakhir39 Bab 39 Belajar40 Bab 40 Tugas Utama Seorang Suami41 Bab 41 Itu Nafsu42 Bab 42 Tamu yang Tak diharapkan43 Bab 43 Permintaan Tolong44 Bab 44 Salah Paham45 Bab 45 Godaan46 Bab 46 Kenapa Menyerah 47 Bab 47 Masih Mencari48 Bab 48 Frustrasi49 Bab 49 Siapa Orang itu 50 Bab 50 Rasa Kemanusiaan51 Bab 51 Haruskah Aku Terima 52 Bab 52 Siapa Lelaki Itu 53 Bab 53 Pertemuan54 Bab 54 Memancing55 Bab 55 Kenapa Bukan Aku Saja 56 Bab 56 Tak Sejalan57 Bab 57 Tak akan Ada Kata Pisah58 Bab 58 Perjuangan Belum Berakhir59 Bab 59 Sarapan60 Bab 60 Aku Cuma Mau Kita Pisah61 Bab 61 Andai Saja Dapat Memutar Waktu62 Bab 62 Asalkan Kamu Baik-Baik Saja63 Bab 63 Cuma ini yang Bisa Kulakukan64 Bab 64 Ending